"Lu emang hoki coy!"
"Orang pintar pun kalah oleh orang yang beruntung"
Sahabatku, saya yakin Anda sering mendengar ungkapan-ungkapan di atas.
Namun tahukah Anda bahwa hoki, keberuntungan, luck, atau apapun istilahnya itu bukan hanya sesuatu yang datang dari langit. Bahwa keberuntungan itu bisa diciptakan.
Mungkin Anda pernah mendengar ungkapan, "Keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan"?
Kata-kata bijak ini mengajak kita merenungkan bahwa apa yang sering kita sebut sebagai "keberuntungan" sebenarnya adalah hasil dari kesiapan kita dalam memanfaatkan peluang yang datang.
'Untung ada clue'
Mari kita bahas sebuah eksperimen menarik yang dilakukan oleh psikolog Richard Wiseman. Beliau ingin memahami mengapa ada orang yang tampak selalu beruntung, sementara yang lain merasa kurang beruntung.
Dalam salah satu eksperimennya, Wiseman memberikan sebuah koran kepada para peserta dan meminta mereka menghitung jumlah foto di dalamnya.
Tanpa sepengetahuan mereka, di halaman kedua koran tersebut terdapat pesan yang berbunyi, "Berhenti menghitung. Ada 43 foto dalam koran ini."
Hasilnya? Mereka yang merasa dirinya beruntung cenderung memperhatikan pesan tersebut dan segera menyelesaikan tugas, sementara mereka yang merasa kurang beruntung melewatkannya dan terus menghitung satu per satu.
'Untung ada Alexander Fleming'
Mari kita lihat kisah Alexander Fleming, penemu penisilin. Suatu hari pada tahun 1928, Fleming menemukan bahwa salah satu cawan petri yang ia tinggalkan tanpa sengaja terkontaminasi jamur, dan jamur tersebut membunuh bakteri di sekitarnya.
Alih-alih membuang cawan tersebut sebagai kesalahan, Fleming yang telah memiliki pengetahuan dan kesiapan sebagai ilmuwan, menyadari potensi penemuan ini. Dari "kecelakaan" tersebut, lahirlah antibiotik pertama di dunia yang telah menyelamatkan jutaan nyawa. Menurut Anda apakah Fleming termasuk orang beruntung?
'Untung ada Payung'
Dalam konteks psikologi positif dan mindfulness, keberuntungan dapat ditingkatkan dengan mengembangkan kesadaran penuh terhadap momen saat ini dan memelihara sikap optimis.
Dengan melatih mindfulness, kita menjadi lebih peka terhadap peluang yang muncul di sekitar kita. Sikap optimis membantu kita melihat situasi dari perspektif yang lebih luas dan menemukan peluang di balik tantangan.
Bayangkan Anda membawa payung setiap hari meskipun cuaca cerah. Teman-teman mungkin menertawakan kebiasaan Anda. Namun, suatu hari hujan turun tiba-tiba, dan Anda satu-satunya yang tetap kering.
Mereka mungkin berkata, "Wah, beruntung sekali kamu bawa payung!" Padahal, itu bukan semata-mata keberuntungan, melainkan hasil dari persiapan Anda.
Keberuntungan bukanlah semata-mata hasil dari nasib baik yang datang tanpa alasan. Ia adalah buah dari persiapan yang matang dan kemampuan untuk mengenali serta memanfaatkan kesempatan yang ada.
Dengan mengasah keterampilan, menjaga sikap positif, dan meningkatkan kesadaran melalui mindfulness, kita dapat menciptakan "keberuntungan" kita sendiri.
Jadi, mari kita siapkan diri dan buka mata lebar-lebar. Siapa tahu, hujan emas sedang menunggu di tikungan berikutnya! Kalau nggak sedia payung bisa benjol kepala Anda, wkwkwkwk.
Salam dari Dewa, yang selalu bawa payung (meskipun disembunyikan di dalam tas)