Sahabatku yang berbahagia, beberapa waktu lalu saya menulis mengenai beda kenyataan dan keyakinan.
Kenyataan adalah segala sesuatu yang nyata di hadapan kita. Sementara keyakinan adalah segala sesuatu yang nyata di pikiran kita. Yang perlu kita telusuri lebih lanjut adalah, bagaimana proses terjadinya keyakinan tersebut. Proses ini biasanya disebut belief system.
Sistem keyakinan atau belief system adalah kerangka pemikiran yang membentuk cara kita memandang dunia, memahami diri kita sendiri, dan berinteraksi dengan orang lain. Keyakinan ini terbentuk dari berbagai sumber, seperti budaya, agama, pengalaman pribadi, serta ajaran sosial. Dalam banyak hal, belief system menjadi landasan untuk bertindak dan mengambil keputusan dalam hidup.
Berikut adalah tiga contoh sistem keyakinan yang lazim ditemukan dalam kehidupan manusia:
1. Religious Belief System
Sistem keyakinan religius adalah salah satu bentuk belief system yang paling berpengaruh di dunia. Keyakinan ini berakar pada ajaran agama dan kepercayaan terhadap kekuatan ilahi. Di banyak agama, belief system mencakup pemahaman tentang penciptaan, makna hidup, moralitas, dan kehidupan setelah mati.
Contoh: Dalam agama Islam, ada keyakinan bahwa semua kejadian di dunia ini terjadi atas kehendak Tuhan (Qada' dan Qadar). Prinsip ini mengajarkan penganutnya untuk menerima segala yang terjadi sebagai bagian dari takdir. Misalnya, ketika seseorang mengalami musibah, keyakinan ini mendorong mereka untuk bersabar dan percaya bahwa ada hikmah di balik setiap kejadian, bahkan dalam penderitaan sekali pun.
Sistem keyakinan religius mencakup aturan moral dan spiritual yang mengatur bagaimana seseorang seharusnya hidup, dengan fokus pada hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia.
2. Belief System Sosial Logis
Social logic adalah belief system yang berkembang dari norma sosial yang diikuti banyak orang, meskipun pada kenyataannya mungkin tidak ada keharusan nyata untuk melakukannya. Keyakinan sosial logis seringkali lahir dari pandangan umum atau kebiasaan yang sudah berlangsung lama, tanpa ada yang benar-benar menantang keyakinan tersebut secara terbuka.
Contoh: Dalam banyak masyarakat modern, ada kepercayaan umum bahwa untuk sukses dalam hidup, seseorang harus mengejar pendidikan formal di sekolah dan universitas. Meski kita tahu bahwa sukses tidak selalu tergantung pada pendidikan formal — ada banyak contoh orang-orang sukses yang tidak menyelesaikan pendidikan mereka — namun, hampir semua orang tetap memilih untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Hal ini terjadi karena keyakinan sosial bahwa sekolah adalah satu-satunya cara yang aman untuk mendapatkan kesuksesan. Sistem pendidikan menjadi simbol keamanan sosial dan status, meskipun ada logika lain yang bisa diterapkan.
Keyakinan sosial ini menuntun tindakan kolektif, dan seringkali menghambat perubahan yang mungkin lebih relevan dengan kondisi atau kebutuhan zaman.
3. Belief System Shamanic
Sistem kepercayaan samanis berhubungan dengan keyakinan tradisional yang seringkali ditemui pada masyarakat adat atau suku tertentu. Keyakinan ini didasarkan pada pandangan bahwa ada kekuatan spiritual dalam alam, hewan, tumbuhan, dan benda-benda lain di alam semesta. Para praktisi samanisme, yang sering disebut sebagai dukun atau shaman, biasanya menjadi perantara antara dunia fisik dan dunia spiritual.
Contoh: Dalam banyak budaya tradisional di Indonesia, seperti suku Dayak atau suku Batak, samanisme masih menjadi bagian dari sistem keyakinan masyarakat. Seorang dukun dipercaya memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan roh leluhur atau roh alam. Mereka dipanggil untuk mengobati penyakit, memberikan perlindungan spiritual, atau bahkan untuk meramal masa depan. Ritual samanis biasanya melibatkan tarian, mantra, musik, dan pengorbanan untuk mengundang kekuatan spiritual.
Keyakinan samanis ini tidak hanya memberikan cara pandang terhadap dunia spiritual, tetapi juga memengaruhi interaksi manusia dengan lingkungan alamnya. Alam dianggap sebagai entitas hidup yang memiliki jiwa dan kekuatan.
'Belief System Intervention'
Kita tidak akan pernah bisa mengubah keyakinan seseorang. Hanya orang itu yang bisa mengubah keyakinannya. Namun dengan memahami sistem keyakinan di atas, sebagai seorang hipnoterapis, kita bisa melakukan intervensi keyakinan sesuai dengan belief system mereka. Tentu saja hal ini harus dilakukan dengan hati-hati, karena keyakinan yang dipegang erat sering kali membentuk identitas dan persepsi mereka terhadap dunia.
Berikut adalah pendekatan yang dapat dilakukan dalam melakukan intervensi untuk masing-masing belief system:
1. Intervensi pada Religious Belief System
Pada klien dengan sistem keyakinan religius yang kuat, penting untuk menghormati dan memanfaatkan keyakinan mereka sebagai sumber kekuatan dalam terapi. Pendekatan ini berfokus pada penggunaan prinsip-prinsip agama atau spiritualitas untuk mendorong perubahan positif.
Cara Intervensi:
- Penggunaan Metafora Religius: Selama sesi hipnoterapi, metafora spiritual atau religius bisa sangat efektif. Misalnya, jika klien beragama Islam, Anda bisa menggunakan metafora tentang kepasrahan kepada Tuhan (tawakal) untuk membantu klien mengatasi ketakutan atau kecemasan yang berhubungan dengan hal-hal yang tidak bisa mereka kendalikan. Anda dapat menyarankan bahwa setiap tantangan adalah bagian dari rencana Tuhan, dan bahwa mereka dapat mempercayai perjalanan yang telah digariskan.
-Doa dan Afirmasi Spiritual: Membimbing klien untuk memformulasikan afirmasi berbasis agama, seperti "Saya percaya Tuhan memberi saya kekuatan untuk melalui semua tantangan," atau mendorong klien untuk berdoa sebagai bagian dari proses penyembuhan mereka.
-Eksplorasi Nilai Spiritual: Ajukan pertanyaan yang mendorong klien untuk terhubung kembali dengan nilai-nilai spiritual mereka, seperti kesabaran, kebaikan, dan rasa syukur. Ini bisa membantu klien menemukan makna dalam pengalaman mereka yang menyakitkan atau membingungkan.
2. Intervensi pada Social Logic Belief System
Pada klien yang dipengaruhi oleh sistem keyakinan sosial logis, mereka sering kali merasa terjebak dalam tekanan sosial dan norma-norma yang tampak tidak dapat dipertanyakan. Hipnoterapi dapat membantu mereka melepaskan diri dari keyakinan yang tidak produktif dan menemukan jalan hidup yang lebih autentik.
Cara Intervensi:
- Reframing Logika Sosial: Dalam keadaan hipnosis, kita bisa mengarahkan klien untuk menantang keyakinan sosial yang telah mereka pegang, seperti "Saya harus mengikuti norma masyarakat untuk diterima." Gunakan teknik reframing untuk mengarahkan pikiran bawah sadar klien pada pertanyaan, "Apakah saya benar-benar harus mengikuti aturan ini untuk bahagia dan sukses, atau ada cara lain yang lebih sesuai dengan nilai-nilai saya sendiri?"
- Eksplorasi Nilai Pribadi: Bawa klien ke dalam keadaan hipnosis yang mendalam dan minta mereka untuk mengeksplorasi nilai-nilai pribadi mereka yang mungkin tertutupi oleh tekanan sosial. Ajukan pertanyaan seperti, "Apa yang benar-benar penting bagi Anda, terlepas dari harapan orang lain?" Ini membantu klien menemukan motivasi intrinsik yang lebih kuat daripada hanya mengikuti norma eksternal.
- Penciptaan Afirmasi Alternatif: Bantu klien menciptakan afirmasi baru yang lebih memberdayakan dan selaras dengan nilai mereka sendiri, seperti "Saya berhak membuat keputusan yang terbaik untuk diri saya dan keluarga, terlepas dari harapan sosial."
3. Intervensi pada sistem keyakinan Samanis
Keyakinan samanis seringkali melibatkan hubungan kuat dengan alam, roh, dan penyembuhan holistik. Sebagai hipnoterapis, kita mengintegrasikan elemen-elemen spiritual dan simbolis yang selaras dengan belief system ini untuk menciptakan penyembuhan yang mendalam.
Cara Intervensi:
- Visualisasi Simbol Alam: Selama sesi hipnosis, minta klien untuk memvisualisasikan diri mereka berada di lingkungan alami yang penuh kedamaian, seperti di tengah hutan atau di puncak gunung. Gunakan simbol-simbol alam, seperti pohon, air, atau cahaya matahari sebagai representasi dari kekuatan penyembuhan yang ada dalam diri mereka. Visualisasi ini memperkuat koneksi klien dengan kekuatan alam yang mereka yakini.
- Panggilan Roh atau Leluhur: Pada klien yang percaya pada kekuatan leluhur, Anda dapat mengarahkan mereka untuk terhubung dengan roh-roh yang mereka hormati. Ini dapat dilakukan melalui sugesti positif seperti, "Anda sekarang merasakan kehadiran leluhur Anda yang penuh kasih, mendukung Anda dalam perjalanan penyembuhan ini."
- Metafora Penyembuhan Samanis: Gunakan metafora penyembuhan seperti "membebaskan energi negatif" atau "membersihkan roh dari pengaruh buruk." Sebagai contoh, Anda bisa memandu klien melalui proses di mana mereka membayangkan energi penyembuhan memasuki tubuh mereka, menggantikan energi negatif yang telah menghalangi mereka.
Jadi Sahabatku yang berbahagia, dalam intervensi belief system, pendekatan hipnoterapi harus disesuaikan dengan jenis keyakinan yang dipegang klien. Pada belief system religius, menggunakan prinsip agama dan spiritualitas dapat membantu klien merasa lebih terkoneksi dengan penyembuhan.
Pada belief system sosial logis, intervensi dapat fokus pada melepaskan diri dari norma sosial yang membatasi, dengan menggali nilai-nilai pribadi yang lebih autentik. Sementara itu, dalam belief system samanik, penggabungan unsur spiritual alam dan leluhur dapat memperdalam proses penyembuhan.
Dengan menghormati dan memahami belief system klien, intervensi hipnoterapi menjadi lebih efektif dan personal, memungkinkan perubahan yang lebih berarti.
Semoga bermanfaat
Tabik
-dewahipnotis-
www.thecafetherapy.com