Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, apa kabar Sahabat semua.
Selamat mengawali hari dengan penuh semangat. Saya yakin, hari ini semua dari Anda sedang menyiapkan rencana hari ini dengan gegap gempita.
Eh, kok saya terlalu yakin ya. Jangan-jangan ada di antara Anda yang sedang H2C. Harap-harap cemas. Entah menghadapi apa. Ujian mungkin. Interview mungkin. "Aduh, bakal lulus gak ya?"
Atau mungkin ada beberapa di antara Anda yang sedang berjuang di macetnya jalan raya. Dan di benak Anda muncul banyak hal ketika mengalami hal ini. "Kapan jalanan mau lancar. Macet lagi macet lagi!"
Hati-hati Sahabatku, jangan-jangan pikiran negatif sedang hinggap di kepala Anda.
Pikiran negatif adalah segala bentuk pemikiran yang terkait dengan kondisi emosi kita yang destruktif atau tidak menyenangkan. Ini bisa berupa kemarahan, kecemasan, depresi, pesimisme, atau kebiasaan melihat segala sesuatu dari sisi buruknya. Orang yang terus-menerus berpikir negatif cenderung curiga terhadap sekitarnya, bahkan terhadap hal-hal positif.
Jika pikiran negatif sudah menjadi kebiasaan, maka apa pun situasinya, entah itu negatif atau positif, akan selalu dilihat dalam sudut pandang yang suram. Misalnya, ketika tetangga tidak pergi ke masjid untuk berjamaah, orang dengan pikiran negatif mungkin berpikir, "Ah, pasti dia malas atau tidak religius." Namun, ketika tetangga itu akhirnya ikut berjamaah, pikiran negatif akan muncul lagi, "Ah, dia hanya ingin pencitraan."
Satu hal yang sering dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa pikiran negatif sebenarnya adalah refleksi dari diri kita sendiri. Cobalah ingat kembali, apakah Anda pernah mendengar suara-suara seperti ini di kepala Anda?
"Ah, aku ini memang gagal kok."
"Aku memang selalu mengecewakan."
"Tidak ada yang benar-benar peduli padaku. Semua orang hanya ingin memanfaatkanku."
Atau yang paling familiar: "Ah, aku mah apa atuh. Aku ini hanya remahan rengginang. Di kaleng Khong Guan. Tidak ada yang benar-benar memperhatikan aku."
Bahkan ketika ada orang yang mencoba membantu, kita merasa direndahkan. Namun ketika tidak ada yang membantu, kita marah-marah, merasa dunia ini tidak adil. Pikiran negatif semacam ini bisa sangat merusak kesejahteraan mental dan emosional kita.
Ciri-ciri Pikiran Negatif:
1. Otomatis:
Pikiran negatif datang dengan sendirinya, tanpa kita sadari. Seseorang yang terbiasa berpikir negatif tidak akan berhenti sejenak untuk menganalisis situasi. "Sebentar Pak, saya lihat sisi negatifnya dulu"
Semua serba otomatis. Pikiran negatif tidak pernah dirancang khusus agar negatif. Pikiran negatif muncul begitu saja tanpa proses berpikir yang panjang. Datang begitu saja.
2. Distortif:
Pikiran negatif cenderung memutarbalikkan kenyataan. Kita hanya melihat sisi buruk dari sesuatu dan mengabaikan sisi positifnya. Pikiran ini berakar dari persepsi yang tidak utuh.
3. Obstruktif:
Pikiran negatif menghalangi kita untuk mencapai tujuan tertentu, terutama tujuan yang baik. Pikiran ini menciptakan hambatan dalam diri kita untuk berkembang.
3. Plausible:
Bagi orang yang berpikiran negatif, semua pemikiran ini terasa masuk akal. Mereka akan selalu mencari alasan atau pembenaran untuk memperkuat pikiran negatifnya, hingga akhirnya diterima sebagai fakta.
'Solusi Mengatasi Pikiran Negatif'
"Waduh, bener lagi. Di kepalaku banyak pikiran negatifnya. Gimana dong solusinya?"
Jangan khawatir Sahabatku, saya sudah mencoba mensarikan dari berbagai sumber, teknik anti pikiran negatif dari pendekatan psikologi positif dan mindfulness.
1. Latihan Berpikir Positif:
Salah satu cara untuk mengatasi pikiran negatif adalah dengan secara aktif melatih diri untuk berpikir positif. Mulailah dengan mengidentifikasi pikiran negatif Anda, kemudian gantilah dengan pikiran yang lebih positif.
Misalnya, ketika Anda merasa gagal, coba ubah menjadi, "Saya mungkin belum berhasil, tapi saya sedang belajar dan berkembang."
2. Menulis Jurnal Syukur:
Melatih rasa syukur membantu kita fokus pada hal-hal baik yang ada dalam hidup kita, daripada terus-menerus memikirkan hal-hal buruk. Buatlah kebiasaan untuk menuliskan tiga hal yang Anda syukuri setiap hari, sekecil apapun itu. Ini akan membantu menggeser fokus Anda dari pikiran negatif ke hal-hal positif.
3. Mindfulness:
Mindfulness adalah praktik menyadari apa yang terjadi di sekitar dan di dalam diri kita tanpa menghakimi. Dengan mindfulness, kita dapat belajar menerima pikiran dan perasaan negatif tanpa terjebak di dalamnya. Ini memberikan ruang untuk merespons situasi dengan lebih bijak, bukan bereaksi otomatis dengan pikiran negatif.
4. Reframing:
Reframing adalah teknik psikologis di mana kita mengubah cara kita melihat suatu situasi. Alih-alih fokus pada hal negatif, cobalah untuk melihat sisi positif atau pelajaran yang bisa diambil dari situasi tersebut.
Misalnya, jika Anda mengalami kegagalan, lihat itu sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai tanda bahwa Anda tidak mampu.
5. Mengelola Lingkungan Sosial:
Pikiran negatif seringkali dipengaruhi oleh lingkungan sekitar kita. Jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang selalu pesimis atau mengeluh, kita cenderung tertular pola pikir tersebut. Sebaliknya, cobalah berada di sekitar orang-orang yang positif dan mendukung. Mereka akan membantu Anda melihat sisi terang dari kehidupan.
6. Latihan Empati dan Kebaikan:
Berlatih empati dan kebaikan kepada orang lain membantu mengurangi pikiran negatif terhadap diri sendiri. Ketika kita fokus untuk membantu orang lain atau berbuat baik, perhatian kita beralih dari diri sendiri dan pikiran negatif menjadi tindakan yang lebih produktif dan bermakna.
Dengan mempraktikkan teknik-teknik psikologi positif ini, kita dapat secara bertahap menggantikan kebiasaan berpikir negatif dengan pola pikir yang lebih sehat dan memberdayakan.
Perubahan tidak terjadi dalam semalam, tetapi dengan konsistensi, kita dapat menciptakan pikiran yang lebih positif dan membawa kebahagiaan serta kepuasan hidup yang lebih besar.
Semoga bermanfaat
-dewahipnotis-