NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

Tukang Ojek

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

Tukang Ojek

04/03/24

Kemarin sore, menjelang maghrib, seorang kawan menelepon saya. Selain bertanya kabar, dia menanyakan langkah apa yang mesti diambil ketika ada orang yang curhat kepadanya. 

Jadi ceritanya ada kawan sekolah kawan saya ini yang sekarang sudah jadi dosen yang sedang mengalami kondisi super pelik. Dia merasa bahwa kehidupan tidak adil kepadanya. Sedari kecil dia merasa jarang mendapatkan apa yang dia inginkan, karena kondisi ortunya yang terbatas. Beberapa kali konon kabarnya dia juga mengalami perundungan. 

Ketika dewasa, dan menikah rupanya dia berjodoh dengan seseorang yang berbeda keyakinan. Namun, dia meyakini bahwa kekuatan cinta akan mengalahkan segalanya. Sampai kemudian dia bisa menjadi orang yang lumayan terpandang. Dia kemudian mencoba melebarkan sayap ke dunia politik. Di sinilah titik balik itu terjadi. Dia merasa banyak mendapatkan ketidakadilan. Puncaknya terjadi ketika dia kehilangan pekerjaan karena terlalu sibuk mengurus partainya. Dus, hartanya pun mulai ikut terkuras, dan dia betul-betul mulai kehilangan semangat hidupnya. 

"Sudah ceritanya Mas?" tanyaku kepada kawan tadi. "Ya, kira-kira demikianlah kisah calon klien ini," ujarnya. 

"Terus, apa yang sudah Anda rencanakan untuk membantu klien ini Mas?" tanya saya lagi.

"Rencananya sih mau saya bikin relaks, kemudian melakukan forgiveness therapy," jawabnya lagi.

"Rencana yang bagus itu Mas. Forgiveness therapy dalam pengalaman saya merupakan salah satu intervensi luka lama yang ampuh. Tapi, apakah dia pasti mau melakukan FT?" kejar saya lagi.

"Maksudnya gimana Bro?" Gantian kawan saya yang bertanya. 

"Kata guru saya, perubahan akan efektif jika seseorang sudah memiliki sebuah tujuan yang spesifik Mas. Maka kalau ada klien yang datang, saya tidak akan menanyakan kenapa, tapi mau ke mana? Sebagai terapis, kita ini sebenarnya tak ubahnya tukang ojek kok Mas"

"Maksudnya?"

***

Sahabatku yang berbahagia, mending saya lanjutkan dengan naratif saja ya perbincangan kami sore itu. 

Nah, Anda tentu tahu dong ketika ingin menggunakan jasa ojol, Anda akan menekan tombol 'destination', setelah itu 'pick up location'. Kedua tombol ini merupakan tujuan. Anda mau kemana, dan berangkat dari mana. Bahkan tidak ada tombol 'kenapa Anda ingin pergi'. Dan ketika kedua tombol tujuan tadi sudah ditekan, maka akan terpampang sebuah garis yang bisa kita sebut sebagai 'road map'. Garis itu akan berwarna hijau ketika jalanan Anda lancar. Garis itu bisa berwarna merah ketika banyak hambatan di sepanjang jalan.

Sebelas duabelas dengan ojol ini, maka ketika ada seorang klien yang datang, sebelum kita lakukan sebuah teknik intervensi, pertanyaan pertama yang mesti kita ajukan adalah, "Apa tujuan Anda datang ke sini?" 

Dalam NLP, ada sebuah mekanisme penentuan tujuan yang sangat keren, namanya Well-formed Outcome (WFO). Paling tidak ada 5 syarat pembuatan WFO:

1. Spesifik & terukur

2. Kalimat positif

3. Raisonal & ekologis

4. Kendali ada di tangan kita

5. Ada langkah pertamanya

Terus langkah pertama apa yang perlu diambil oleh klien tadi? Sederhana saja, yaitu menerima semua peristiwa yang sudah terjadi. Tidak perlu mempertanyakan, atau malah menyangkalnya. Akui saja bahwa dulu pernah dirundung. Akui saja bahwa pernah dibohongi oleh kawan politiknya. Akui saja bahwa terkadang terjadi keributan dalam rumahtangganya. Akui saja bahwa kondisi keuangannya memang terganggu, dlsb. Dengan mengakui semua kondisi yang tidak memberdayakan ini, pada dasarnya kita sedang mengarahkan klien dari kondisi negatif ke titik nol.

Kemudian dengan teknik 'miracle question,' klien mulai diarahkan untuk membuat kalimat tujuan. 

Misal: "Seandainya nanti malam terjadi keajaiban, dan besok kondisi Anda sudah selesai, coba ceritakan seperti apa kondisi tersebut?"

Atau: "Jika Anda menonton sebuah sinetron, di mana Anda adalah pemeran utama dalam sinetron yang menggambarkan sebuah kehidupan yang meyenangkan. Coba ceritakan sinetron itu kepada saya."

Langkah menentukan tujuan ini mungkin terkesan sederhana, namun dalam prakteknya bisa memakan waktu berjam-jam. Kenapa? Karena klien saat itu masih terkungkung pada apa yang tidak dia inginkan. Maka dengan panduan 5 syarat itulah, kita arahkan klien agar berfokus pada apa yang dia inginkan. Hebatnya, ketika kalimat WFO sudah berhasil ditulis, biasanya setengah dari situasi klien akan terselesaikan. Minimal klien sudah bisa membayangkan situasi di masa depan yang dia inginkan.

Kembali ke analogi ojol tadi, semua teknik intervensi seperti FT tidak akan bisa diaplikasikan ketika tujuan belum jelas. Ibarat Anda belum menentukan destination dan pick up location, tetiba saja ada driver ojol menghampiri Anda dan  menyodorkan sebuah helm untuk Anda pakai. Kecuali Anda pedagang helm, tentu Anda akan bertanya, "What for?"

Maka Kawan, sadarilah bahwa sebagai terapis, kita ini tak ubahnya driver ojol. Kita hanya mampu mengantarkan penumpang setelah mereka menentukan destination serta pick up location mereka. Tugas kita selanjutnya adalah mengajak mereka berfokus pada sumberdaya, agar road map mereka senantiasa berwarna hijau. Gampang bukan?


Semoga bermanfaat


Tabik

-haridewa-

The Storyteller Therapist

BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang