NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

EKSPEKTASI

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

EKSPEKTASI

11/07/23
Manusia adalah makhluk sosial yang saling berhubungan, saling membutuhkan satu sama lain, saling bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia tidak akan bisa hidup seorang diri, selalu berkelompok dengan manusia lain.

Aristoteles (384 SM — 322 SM), seorang filsuf Yunani menyebutnya zoon politicon atau “hewan” yang bermasyarakat. Menurutnya, kodrat manusia hidup bermasyarakat dan saling berinteraksi.

Adam Smith (1723–1790), filsuf dari Skotlandia dan “bapak ekonomi” menyebutnya homo homini socius atau manusia adalah teman bagi sesamanya. Bahwa manusia butuh orang lain dalam hidupnya dan saling berinteraksi.

Sementara Thomas Hobbes (1588–1679), seorang filsuf Inggris yang beraliran emprisme memiliki istilah homo homini lupus atau manusia adalah serigala bagi yang lainnya. Manusia bisa berbuat kejam kepada orang lain. 

Sahabatku, dalam keseharian kita, seringkali kita menemui situasi di mana kita merasa tersakiti, yang berujung pada kekecewaan atau kesedihan. Ironisnya orang yang memiliki potensi yang besar untuk menyakiti kita justru mereka yang sangat dekat dengan diri kita. Mereka yang sangat kita cintai! Dan tahukah Anda, penyebab luka hati tersebut sebenarnya bukanlah perilaku mereka, melainkan karena ekspektasi yang kita projeksikan terlalu tinggi pada mereka. 
Misal saja, saat kita berulangtahun, dan pasangan atau anak kita lupa mengucapkan Happy Birthday, bisa jadi seharian kita uring-uringan. Namun nyatanya di hari special itu ada lebih banyak manusia yang juga tidak memberi kita selamat. Toh, dunia tidak runtuh, kita fine-fine saja. Ya, karena mereka itu bukan orang dekat kita. 

Contoh lain lagi, pada saat kenaikan kelas seperti sekarang ini, seorang ibu bisa marah besar Ketika menyadari bahwa ada nilai rapor Ananda tercinta yang berwarna merah. Padahal bisa jadi warna merah itu hanya satu, masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan beberapa kawan sekelas Ananda. Lagi-lagi amarah tersebut sebenarnya muncul bukan karena nilai merah, namun karena ekspektasi bunda terlalu tinggi kepada Ananda.

Dalam tulisan ini, saya akan menjelaskan mengapa ekspektasi yang berlebihan bisa membahayakan hubungan kita dengan orang terdekat. Saya juga akan berikan beberapa tips yang saya sarikan dari berbagai sumber tentang bagaimana kita bisa menavigasi ekspektasi tersebut dengan bijak.
  1. Cinta dan Ekspektasi: Ketika kita mencintai seseorang, kita seringkali memiliki gambaran yang ideal tentang mereka. Ekspektasi ini muncul karena kita melihat potensi terbaik dalam orang yang kita cintai. Namun, ketika ekspektasi kita terlalu tinggi, kita cenderung menempatkan beban yang tidak realistis pada orang tersebut.
  2. Harapan yang Tidak Terpenuhi: Ekspektasi yang berlebihan bisa membawa konsekuensi negatif dalam hubungan kita. Ketika orang yang kita cintai tidak memenuhi harapan kita, kita bisa merasa kecewa dan terluka. Mereka mungkin tidak bisa memenuhi ekspektasi tersebut karena keterbatasan mereka sebagai manusia biasa. Mereka juga memiliki keunikan dan kelemahan mereka sendiri.
  3. Menyadari Keterbatasan: Langkah penting dalam mengelola ekspektasi adalah menyadari keterbatasan individu yang kita cintai. Mengakui bahwa tidak ada yang sempurna dan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan adalah langkah awal yang penting. Kita perlu memahami bahwa orang yang kita cintai tidak selalu bisa memenuhi semua harapan kita, dan itulah hal yang normal.
  4. Komunikasi Terbuka: Komunikasi yang jujur dan terbuka merupakan kunci dalam mengelola ekspektasi dengan bijak. Penting untuk berbicara dengan pasangan atau orang terdekat kita tentang apa yang kita harapkan dari hubungan tersebut. Namun, kita juga harus mendengarkan dan menerima pandangan mereka. Dengan berkomunikasi secara terbuka, kita bisa menciptakan pemahaman yang lebih baik dan menghindari ketidakcocokan yang mungkin timbul.
  5. Menerima Keunikan: Menerima keunikan dan kelemahan orang yang kita cintai adalah langkah penting dalam mengelola ekspektasi kita. Setiap individu memiliki kepribadian dan karakteristik unik. Kita perlu melihat mereka apa adanya dan menghargai mereka tanpa mencoba mengubah mereka sesuai dengan ekspektasi kita. Menghargai keunikan mereka akan membantu memperkuat hubungan kita.
  6. Menghargai Diri Sendiri: Selain mengelola ekspektasi kita terhadap orang yang kita cintai, penting juga untuk menghargai diri sendiri. Mengembangkan minat dan hobi pribadi, menjaga keseimbangan emosional, dan memiliki dukungan sosial yang luas bisa membantu kita menjadi pribadi yang mandiri. Dengan memiliki kehidupan yang memuaskan di luar hubungan, kita tidak akan terlalu tergantung pada orang lain dan ekspektasi kita tidak akan terlalu berlebihan.
Orang yang paling kita cintai memiliki potensi terbesar untuk menyakiti kita, bukan karena perilaku buruk mereka, melainkan karena ekspektasi kita yang terlalu besar. Dengan mengelola ekspektasi dengan bijak, kita bisa menghindari kekecewaan yang tidak perlu dan membangun hubungan yang lebih sehat dan harmonis..

Hubungan yang sehat membutuhkan kesadaran akan ekspektasi yang realistis dan saling pengertian. Orang yang kita cintai tidak akan selalu sempurna, dan mengharapkan mereka memenuhi semua ekspektasi kita bisa menyebabkan sakit hati dan konflik. Dengan mengembangkan kesadaran diri, berkomunikasi secara terbuka, menerima keunikan mereka, dan mengembangkan diri sendiri, kita bisa menavigasi ekspektasi dengan bijak dan membangun hubungan yang lebih sehat dan harmonis.

Menghargai keunikan dan keterbatasan orang yang kita cintai, berkomunikasi secara terbuka, dan mengembangkan diri sendiri adalah langkah penting dalam proses ini. Mari kita belajar untuk mengasihi orang lain tanpa menempatkan beban yang tidak realistis pada mereka

Tabik
-haridewa-
The Storyteller Therapist


BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang