NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

'Energi Salah Arah'

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

'Energi Salah Arah'

16/02/23

"Hati-hati dengan energi negatif, karena bisa merusak hidupmu." 
"Saat Anda berada di sekitar energi negatif, energi itu akan menghampiri Anda jika Anda terus membiarkannya memengaruhi Anda."

Mungkin Anda pernah mendengar atau membaca kutipan seperti di atas, atau yang mirip. Bahkan penyanyi milenial sekelas Ariana Grande pun pernah berucap, “Block out all the negative energy, and just love.” 

Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan energi negatif itu? Adakah energi negatif itu, atau sebenarnya hanya hoax semata? Atau lebih dasar lagi, apakah definisi energi itu?

Menurut Wikipedia, energi adalah properti fisika dari suatu objek, yang dapat berpindah melalui interaksi fundamental, yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Joule adalah satuan untuk energi, diambil dari jumlah yang diberikan pada suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan memindahkannya sejauh 1 meter dengan gaya 1 newton.

Penjelasan di atas lebih berfokus pada arti energi menurut ilmu fisika, sementara pengertian energi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang baik. 

KBBI juga menjelaskan bahwa pengertian energi adalah daya yang berguna untuk melakukan beragam jenis proses kegiatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian ini berbeda dengan penjelasan yang ada di Kamus Oxford.

Arti energi menurut Kamus Oxford adalah kekuatan dan daya hidup yang dibutuhkan oleh manusia untuk beraktivitas fisik maupun mental yang bersifat terus-menerus. Di dalam kamus tersebut, energi juga dikatakan sebagai salah satu daya yang terbuat dari penggunaan sumber daya fisik atau kimia.

Kamus Oxford sudah menyebut aktivitas fisik maupun mental, maka kutipan pada awal tulisan ini menjadi relevan, karena menurut saya kutipan tersebut berhubungan dengan aktivitas mental seseorang. 

Beberapa praktisi psikologi dan pemberdayaan pikiran berpendapat bahwa energi adalah sebuah kekuatan yang tak terlihat, namun nyata berada di antara manusia, tumbuhan, dan hewan, serta segala benda di bumi.  Energi, yang juga merupakan bagian dari hukum alam ini dibedakan menjadi dua jenis: positif dan negatif.

Kedua jenis energi itu sangat memengaruhi makhluk hidup dan segala yang ada di bumi. Jika kita menyadari keberadaannya, energi bisa membantu  tercapainya tujuan hidup kita.

Visualisasi paling nyata dari energi positif adalah:
- rasa bahagia, 
- semangat melakukan sesuatu, 
- memiliki harapan akan sesuatu, 
- mencintai dan tak menghakimi diri sendiri, 
- merasa layak untuk hidup kaya raya dan berkelimpahan, dan 
- selalu riang dalam mengupayakan segala kebaikan.

Kebalikan dari positif, energi negatif yang nyata adalah:
- rasa sedih, 
- khawatir, 
- takut, 
- curiga pada orang lain, 
- egoisme, 
- ingin menang sendiri, 
- ketamakan, 
- malas, 
- pesimistis, dan 
- sifat negatif lainnya.

Namun tunggu dulu, apakah betul rasa sedih, khawatir, takut, curiga pada orang lain, egoisme, ingin menang sendiri, ketamakan, malas, pesimistis, dll itu pantas disebut sebagai sebuah energi negatif?

Mari kita kembali pada definisi awal energi sesuai dengan hukum ilmu fisika, di mana sesuatu disebut memiliki energi jika bisa diukur dengan satuan JOULE. Sementara ketika kita menghakimi sesuatu dengan kata negatif, yang artinya minus, maka seolah emosi-emosi yang dikategorikan sebagai energi negatif tadi tidak memiliki energi, sementara pada kenyataannya tidak demikian. Hal ini berlaku juga dengan satuan pengukuran cahaya, yaitu lumens. Seredup apa pun sebuah cahaya, selama masih bisa diukur, akan mendapatkan nilai. Namun kegelapan, itu tidak bisa dinilai dengan negatif lumens. Kegelapan adalah ketiadaan cahaya. 

Dengan analogi ini, maka saya lebih setuju jika istilah energi negatif disebut sebagai 'energi salah arah.' 

Rasa bahagia, semangat melakukan sesuatu, memiliki harapan akan sesuatu, mencintai dan tak menghakimi diri sendiri, merasa layak untuk hidup kaya raya dan berkelimpahan, dan selalu riang dalam mengupayakan segala kebaikan ini memiliki kekuatan yang bisa diukur untuk membuat hidup kita bahagia dan berdaya. 

Nah, rasa sedih, khawatir, takut, curiga pada orang lain, egoisme, ingin menang sendiri, ketamakan, malas, pesimistis itu juga memiliki energi yang bisa jadi sama besar dengan perasaan berdaya, hanya saja arahnya salah. Jika arah perasaan positif itu ke kanan, dan mampu membuat kita bahagia, maka arah perasaan yang ini adalah ke kiri. Dengan kekuatan yang nyaris sama, perasaan ini akan menarik kita menjauhi rasa bahagia dan berdaya. 

Sebagai seorang terapis, saya lebih nyaman menggunakan istilah 'energi salah arah' kepada klien saya, sehingga mereka yang sedang merasa tak berdaya bisa paham dengan mudah cara menuju kebahagiaan. Kenapa demikian? Karena  pada dasarnya mereka sudah memiliki kekuatan untuk bahagia, bukan tidak punya modal itu. Kondisi mereka sekarang hanyalah salah arah. Maka tugas saya sebagai terapis adalah menunjukkan arah yang benar. Itu saja. 

Semoga bermanfaat


Tabik
-haridewa-
The Storyteller Therapist

BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang