NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

ISI KEPALA SANG PENUNDA

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

ISI KEPALA SANG PENUNDA

13/02/22


S
ebuah catatan untuk memulai tulisan ini: Saya bukan seorang ahli dalam hal manajemen penundaan, namun saya sedang berjuang memperbaiki kebiasaan saya sehingga mampu keluar dari lingkaran yang bernama procrastination itu.

Procrastination adalah tindakan menunda pekerjaan secara sukarela di luar jangka waktu yang realistis untuk penyelesaiannya. Dengan kata lain, kebiasaan ini mendahulukan hal-hal yang dianggap lebih menyenangkan dibanding hal-hal yang kurang menyenangkan.

Beberapa waktu yang lalu saya diminta untuk membuat materi webinar mengenai Tackling Procrastination, dan saya menyanggupinya karena pokok bahasan ini masih berhubungan dengan pemberdayaan pikiran bawah sadar yang selama ini saya geluti. Maka beragam sumber pun saya cari, mulai dari buku Eat That Frog-nya Bryan Tracy, beberapa literatur Cognitive Behavior Therapy, sampai menonton beberapa video dari Youtube. Salah satu tayangan yang menarik adalah video dari Tim Urban (www.waitbutwhy.com) yang berjudul Isi Kepala Seorang Prokrastinator.

Dalam video tadi digambarkan bahwa sebenarnya di dalam kepala kita sudah ada seorang nahkoda yang siap menjalankan aktifitas harian, sesuai dengan goal yang sudah kita canangkan. Namun seiring dengan berjalannya kapal, tetiba saja muncul satu makhluk yang bernama Monyet Pemuas Nafsu Sementara (Instant Gratification Monkey). Apa kerja si monyet? Sepanjang jalan dia akan menceritakan kisah yang menyenangkan dan mudah dilakukan. Seolah dia sedang peduli dengan sang nahkoda. Dia bisa menawarkan untuk ngintip gadget Anda, barangkali ada pesan masuk. Sebentar kemudian dia akan mulai membisiki Anda bahwa ada kabar terbaru dari situasi terkini negara ini melalui media sosial, dan tetiba saja Anda sudah berselancar di kanal youtube menyaksikan wawancara Justin Bieber, atau yang lainnya. Pada saat inilah Anda sedang terjebak ke dalam sebuah wahana yang disebut Dark Playground. Isi dari wahan ini antara lain 'bianglala ngintip email', 'Komidi putar grup whatsapp', 'roller coaster gosip lambe turah', atau sekedar 'foodcourt house'. (Yang terakhir itu makna asli, bukan kiasan. Biasanya ketika malas mengerjakan sebuah tugas, kita bisa melarikan diri dengan makan!) Dan ketika sang nahkoda tersadar bahwa tujuan kapalnya masih jauh, saat itu waktu sudah menunjukkan saatnya untuk menyandarkan kapalnya. Esok, perjalanan baru bisa dilanjutkan. Terasa familiarkah fenomena seperti ini Gaess? Saya pernah punya klien seorang mahasiswa doktoral yang mendapatkan beasiswa ke negeri Paman Sam. Dalam gundahnya dia menceritakan bahwa sudah 6 bulan dia berada di Amerika, namun belum satu kata pun mampu dia tulis untuk menyelesaikan tesisnya. Padahal waktu yang diberikan hanyalah 2 tahun, artinya tinggal 1,5 tahun lagi waktu tersisa. Untung dia segera menyadari kondisinya tersebut, dan segera mengambil tindakan dengan berkonsultasi dengan saya. Teknik yang saya lakukan terhadap klien saya ini sudah saya tulis tersendiri dengan judul Narrative Digital Therapy, namun saya tidak akan mengulasnya lagi di sini. Hal yang nyaris sama terjadi pada Tim Urban. Dia diberi waktu 90 hari untuk segera menuliskan tesisnya, dan awalnya dia membuat rencana bahwa pada bulan pertama dia akan menyelesaikan 20%, bulan kedua 30% dan bulan terakhir 50%. Namun pada kenyataannya, Tim justru sibuk melakukan hal-hal yang lebih menyenangkan, dibandingkan menulis tesisnya. Dia tergoda oleh tawaran si Monyet Pemuas Nafsu Sementara tersebut. Sampai ketika waktu tinggal 3 hari lagi, Tim terkejut. Saat itu muncul satu makhluk yang disebutnya sebagai The Panic Monster. Dan rupanya hanya monster panik yang sanggup mengusir si monyet. Ketika melihat monster panik muncul, si monyet langsung kabur terbirit-birit, meninggalkan sang nahkoda yang menyadari bahwa waktu tinggal sedikit, sementara tujuan masih jauh. Maka dengan tenaga dan waktu tersisa, sang nahkoda menggeber perahunya agar bisa tepat waktu mencapai tujuan. Berhasilkah dia? Kalau pun berhasil, pasti akan ada kerusakan pada mesin perahunya.
---
Sahabatku, dari beberapa sumber yang saya pelajari, ada beberapa tips mengalahkan penundaan, yang akan saya kelompokkan menjadi 3: 1. Time Management
  • Tetapkan waktu mulai
  • Tetapkan slot waktu untuk mengerjakan suatu tugas
  • Kembangkan daftar prioritas harian
  • Waspada terhadap pengalihan/gangguan
  • Selalu bawa organizer Anda bersama Anda
  • Sesekali gunakan catatan waktu

2. Task Management

  • Kelola dan atur tugas Anda di atas kertas
  • Ambil langkah kecil untuk mengelola tugas Anda
  • Potong kecil-kecil tugas Anda
  • Lakukan tugas yang paling membuat Anda takut atau cemas
  • Mulailah hari Anda dengan tugas yang paling tidak menyenangkan
  • Pikirkan konsekuensi negatif jika Anda tidak selesai
3. Mind Management
  • Akui Anda melakukan penundaan
  • Hargailah diri sendiri dengan menghilangkan keinginan menunda-nunda
  • Jangan gunakan kelelahan atau penyakit sebagai alasan menunda
  • Hidup untuk saat ini
  • Berikan hadiah untuk diri sendiri
Menahan diri dari menghukum diri- Hargai prestasi menengah Nah, sekarang kita kembali pada analogi ala Tim Urban tadi. Bahwa di dalam otak para penunda terdapat 3 entitas:
  • Nahkoda Pemikir Rasional
  • Monyet Pemuas Nafsu
Monster Panik Dari kisah di atas, kita tahu bahwa monyet ini hanya takut kepada monster panik. Maka tips mengalahkan penundaan yang sudah saya jabarkan di atas, juga hanya berlaku ketika monster panik muncul. Tentu ANDA juga paham, kapan monster panik ini akan muncul? Ya, ketika dead line sudah tiba! Dari sini bisalah kita ambil kesimpulan sederhana, bahwa penundaan terbagi menjadi 2:
  1. Penundaan dengan tenggat waktu
  2. Penundaan tanpa tenggat waktu
    ---
Sahabatku yang berbahagia, tetiba saja saya tercenung memikirkan memikirkan perjalanan hidup saya yang sebentar lagi akan genap setengah abad. Monster panik akan menyelamatkan hidup kita ketika ada tenggat waktu mengenai sebuah tujuan yang ingin kita capai.

Pertanyaannya adalah bagaimana jika kita tidak pernah menetapkan tenggat waktu tersebut? Bagaimana jika there is no dead line? Akankah the panic monster terbangun? Maksud loh? Coba kita ingat apa ultimate goal kita selama ini? Hidup mapan? Hidup bahagia? Hidup sehat? Apakah kita sudah menetapkan tenggat waktunya, sehingga kemudian kita bisa buru-buru menggeber perahu kita, ketika monster panik sudah bangun? Mau masuk surga? Apakah kita juga sudah menetapkan 'dead line' sebelum line kita benar-benar dead? Mohon maaf sahabatku, dari semua ulasan saya di atas, terpaksa saya mengatakan bahwa sebenarnya SEMUA DARI KITA ADALAH PENUNDA! Semoga bermanfaat Tabik -haridewa-



'penundayangsedangmemperbaikidiri'
BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang