NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

I KNOW THAT

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

I KNOW THAT

09/04/21

"Iya Pah, sudah tahu!"

"Gue udah tau!"
"I know that!"

Mungkin Anda familiar dengan ungkapan di atas, atau bahkan mungkin Anda sering mendengarnya? Atau, jangan-jangan frasa tadi justru keluar dari mulut Anda sendiri?

Sidang pembaca yang berbahagia, menurut salah satu guru saya derajat kemuliaan seseorang di muka bumi ini terbagi menjadi 4, berdasarkan pola pikir dan manfaat yang ditinggalkannya. Ada orang yang sudah mati ketika dia sudah mati, dan ada orang yang masih hidup ketika dia masih hidup. Ini adalah dua jenis manusia biasa.

Sementara jenis yang paling mulia adalah mereka yang masih hidup ketika mereka sudah mati. Orang-orang ini adalah mereka yang memiliki manfaat sangat besar bagi sesama. Khairunnas anfa uhum linnas. Sebaik-baiknya manusia, adalah mereka yang bermanfaat untuk sesama.

Siapakah mereka? Para pahlawan pembela kemerdekaan, proklamator, inspirator, penulis buku, dan masih banyak lagi yang meskipun orangnya sudah meninggalkan dunia ini, namun karyanya masih memberikan banyak manfaat untuk alam semesta.

Satu jenis terakhir adalah mereka yang sudah mati, meskipun masih hidup! Apakah ada jenis manusia seperti ini? Dengan berat hati, saya mesti mengatakan ada, dan jumlahnya kian bertambah seiring dengan berkembanganya teknologi. Apakah cirinya? Sederhana saja mengamatinya, jika Anda bertemu dengan orang-orang yang rajin mengucapkan frasa-frasa yang menjadi pembuka tulisan ini, itulah mereka. 

Jika seseorang selalu mengatakan bahwa mereka sudah tahu ketika diberi nasehat atau feedback, maka sebenarnya saat itu mereka sedang membunuh perkembangan otak mereka sendiri. Otak manusia itu cara kerjanya mirip seperti parasut, hanya berfungsi ketika berkembang. Frasa 'aku sudah tahu' adalah kunci mematikan bagi otak Anda. Siapapun yang datang menasehati atau memberi masukan kepada Anda, akan langsung tertolak ketika dalam pikiran Anda sudah tertanam kata-kata 'aku sudah tahu'

JIka dikelompokkan berdasarkan proaktifitas mereka, manusia juga dibagi 4, yaitu:
1. Tahu dan melakukan
2. Tidak tahu tapi melakukan
3. Tidak tahu dan tidak melakukan
4. Tahu tapi tidak melakukan

Kita bahas satu persatu kriteria di atas.  Kelompok pertama adalah golongan orang baik dan mulia. Mereka mengetahui satu hal, dan melakukannya dengan kongruen.

Kelompok kedua seolah merupakan golongan yang hebat. Tapi tunggu dulu, ada bahaya mengancam ketika kita tidak atau belum memahami sebuah prosedur, namun kemudian nekat melakukannya. Misal saja, kita belum tahu SOP mengoperasikan helikopter, namun nekat menerbangkannya.

Kelompok ketiga ini biasanya terjadi pada masa kanak-kanak, atau pada orang dewasa yang bermental kekanakan. Mereka malas mencari tahu sebuah aturan, sehingga ketika melakukan kesalahan bisa bersembunyi di balik ketidaktahuan mereka. 

Maka golongan 'aku sudah tahu' biasanya akan menjadi penghuni kelompok ke-4. Dengan jumawa kelompok ini senantiasa mendengungkan frasa 'I know that', namun pada prakteknya mereka selalu menghindari tanggung jawab mereka.

So, bagaimana cara menghilangkan kebiasaan 'I know that' ini, jika hal ini terjadi pada diri kita?

1. Berlatih mendengarkan, bukan sekedar mendengar. Listen not hear.
2. Gunakan mindset Know Nothing Listening bukan I Know That Listening
3. Berlatih memberi apresiasi, meskipun hanya berupa anggukan kepala, ketika orang lain berbicara.

Semoga bermanfaat


BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang