NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

FINDING THE GENIUS WRITER

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

FINDING THE GENIUS WRITER

28/04/21

Bismillahir rahmanir rahiim. Audzubillahi mina syaitonir rojim. Aku berlindung kepada Allah dari (segala godaan, bisikan, perbuatan, maupun tipu daya) setan yang dirajam. Saya mulai tulisan ini dengan bacaan ta'awud agar tiada riya ketika melanjutkannya.

Sebenarnya sederhana saja apa yang ingin saya ceritakan. Dan tulisan ini adalah jawaban dari beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada saya berkenaan dengan proses kreatif penulisan buku-buku saya yang tebalnya memang berbeda dengan buku kebanyakan.

Buku Find the HappYness in YOU memiliki ketebalan 550 halaman, dan alhamdulillah berhasil disusun dalam waktu 2 bulan. Buku Find the Hypnotist in YOU memiliki ketebalan 460 halaman, dan selesai disusun dalam waktu 1 bulan. Buku The Indonesian Encyclopedia of Hypnotherapy setebal 650 halaman mengalami penundaan terbit, 6 bulan baru kelar disusun, justru karena kesulitan dalam pengurangan jumlah halamannya!

Maka pertanyaan yang kemudian muncul dari para sahabat adalah bagaimana saya bisa menulis segila itu? Teknik apa yang saya gunakan? Apa tips untuk menjaga mood menulis, dlsb.

Jujur, saya tidak pernah bisa menjawab pertanyaan itu. Karena semua pertanyaan itu  salah adanya. Pertanyaan yang benar adalah, siapa sebenarnya yang menulis buku-buku tersebut?

Lho, jadi buku itu bukan tulisan saya?
Ya dan tidak!

Ya, karena buku itu memang terlahir dari tangan saya.

Tidak, karena bukan Hari Dewanto yang menulis, melainkan si Genius Writer!

Hari Dewanto sebagai entitas merupakan satu organisme kompleks yang tersusun dari sel, jaringan, organ dan sistem. Dan salah satu sistem yang dominan adalah sistem peredaran darah yang melibatkan jantung dan juga otak kita. Jantung dan otak adalah bagian tubuh yang menyimpan software kita.

Salah satu presuposisi dalam NLP menyebutkan bahwa manusia lebih dari sekedar jumlah perilakunya. Maka, selain organ fisik di atas, diri kita sebenarnya juga terdiri dari organ-organ virtual yang menggerakkan perilaku kita. Artinya terdapat satu organ virtual yang bertanggung jawab untuk setiap perilaku atau kebiasaan kita. Tak peduli apakah kebiasaan itu positif, atau negatif, selalu ada satu organ virtual yang menggerakkannya.

Saya suka membuat analogi organ virtual ini ibarat aplikasi yang ada di gawai kita. Kemampuan sebuah gawai tergantung pada berapa banyak aplikasi yang ter-install di dalamnya. Semakin banyak aplikasi yang menempel, maka semakin pintar pula gawai tersebut. Selain untuk bertelepon dan berkirim pesan, kita juga bisa melakukan recording, editing, sekaligus posting sebuah video hanya menggunakan sebuah gawai. Itulah kenapa gawai di jaman now ini disebut sebagai smartphone alias telepon pintar.

Di dalam tubuh kita, organ virtual tersebut disebut dengan istilah PART. Para ahli sampai sekarang masih berbeda pendapat mengenai jumlah PART yang berada di dalam tubuh kita.

Tansactional Analysis (TA) yang dikembangkan oleh Eric Berne mengatakan dalam diri kita ada lima 'diri'. Gestalt Therapy, yang dikembangkan oleh Fritz Perls, tidak menetapkan suatu jumlah tertentu. Voice Dialogue dan Psychosynthesis mengatakan kita punya banyak 'diri'. Carl Jung juga mengatakan hal yang sama, tidak diketahui secara pasti ada berapa banyak 'diri' di dalam diri kita.

Dari pengalaman pribadi, saya berpendapat part di dalam diri kita jumlahnya tidak terbatas, bahkan selalu bertambah tergantung kebutuhan. Ketika kita ingin menguasai sebuah keahlian baru, sebuah part baru akan muncul demi percepatan penguasaan keahlian tersebut.

Part bisa menempati lokasi di luar tubuh atau di dalam tubuh. Di luar tubuh bisa di depan, di atas, di bawah, atau di belakang. Sedangkan kalau di dalam tubuh bisa di satu lokasi tertentu, misalnya di dada, kepala, hati, tangan, punggung, perut, atau kaki, dan bisa juga menempati seluruh tubuh secara merata.

Satu presuposisi lagi dalam NLP menyatakan bahwa setiap manusia sudah memiliki semua sumber daya untuk mencapai sebuah tujuan. Yang perlu dilakukan adalah mengenali sumberdaya tersebut, memperkuatnya, untuk kemudian mengurutkannya. Sebenarnya salah satu hal yang dimaksud dengan sumberdaya ini adalah part.

Jika Anda adalah seorang dokter, maka part dokter di dalam diri Andalah yang perlu dikenali, senantiasa diasah dan diurutkan pemanfaatannya bersanding dengan part lain.

Jika Anda atlet, maka part atlet juga yang perlu dikenali, diasah dan diurutkan. Begitu seterusnya.

Maka jika Anda ingin memiliki kemampuan menulis seperti saya, atau penulis produktif lain, kenalilah part penulis Anda, latihlah dan urutkanlah sekuensialnya. Jadi kapan pun Anda ingin menulis, Anda tinggal mengaktifkan part tersebut, seperti Anda menekan tombol youtube di gawai Anda ketika ingin menonton sebuah video daring.

Tentu saja, Anda perlu mengenali posisi tombol youtube tadi bentuknya seperti apa, warnanya apa, juga lokasinya ada pada baris dan kolom berapa.

Part menulis saya namanya Genius Writer dan lokasinya ada di kedua jempol tangan saya. Oleh karena itu, saya merasa sangat nyaman ketika menulis menggunakan gawai,  dibandingkan laptop. Itulah rahasia produktivitas saya dalam menghasilkan buku-buku saya.

Apakah Anda sudah mengenali di mana Genius Writer Anda? Jika belum, Anda bisa mencarinya di kelas Finding Genius Writer bersama saya. 

Untuk mendapatkan proposal lengkap dan informasi detail, Anda bisa mengunduhnya melalui tautan di bawah ini:

http://bit.ly/PROPOSAL_GENIUS_WRITER


Tabik
-haridewa-
The Story Teller Therapist

BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang