NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

Ketahuilah Bahwa Skizofrenia Bisa Disembuhkan

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

Ketahuilah Bahwa Skizofrenia Bisa Disembuhkan

08/12/20


T
adi malam saya nonton film bergenre psikologi yang berjudul A Beautiful Mind. Film yang dibintangi Russell Crowe dan dirilis pada tahun 2001 ini berhasil memborong empat Piala Oscar. Termasuk di antaranya dalam kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Skenario Adaptasi Terbaik, dan Aktris Pendukung Terbaik. A Beautiful Mind merupakan film yang diadaptasi dari kisah nyata seorang matematikawan peraih nobel bidang ekonomi bernama John Forbes Nash Jr. Ia memberikan kontribusi mendasar pada teori permainan, geometri diferensial, dan studi tentang persamaan diferensial parsial. Kisah hidup Nash itulah yang menjadi inspirasi untuk dibuat menjadi buku dan film.

Penulis buku A Beautiful Mind, Sylvia Nasar pertama kali menerbitkan buku berjudul A Beautiful Mind pada tahun 1998. Barulah di tahun 2001 sutradara Ron Howard mengadaptasi novel tersebut menjadi film bergenre psikologi ini.

John Forbes Nash (Russel Crowe) adalah mahasiswa baru pascasarjana di Universitas Princeton, yang juga penerima penghargaan Carnegie, penghargaan bergengsi dalam bidang matematika. Sebagai mahasiswa baru,  Nash terbilang sangat unik sekaligus aneh, dia tidak terlalu menyukai kelas, kurang bersosasialisasi dengan rekan-rekannya, plus arogan dan tak mau kalah dalam berdebat. Satu-satunya teman yang mampu memahami perilaku Nash adalah Charles (Paul Bettany) yang merupakan teman sekamar Nash. Sikap percaya diri Nash yang tidak mau mengekor pemikiran ilmuwan lain membuatnya kesulitan mendapatkan tema disertasi untuk mendapatkan gelar doktor, hingga ia mendapatkan ide untuk membuat sebuah konsep untuk menentang konsep ekonomi Adam Smith yang saat itu banyak digunakan.

***

Setelah lulus dari Pricenton, Nash kemudian bekerja sebagai pengajar di MIT (Massachusetts Institute of Technology), sementara Charles mengajar di Harvard.  Di MIT, Nash jatuh hati pada seorang mahasiswi cantik nan cerdas bernama Alicia (Jennifer Connelly) dan tanpa ragu Nash melamar Alicia setelah beberapa lama menjalin hubungan istimewa. Karena keahliannya dalam memecahkan kode rahasia, suatu hari Nash diminta ke Pentagon untuk membantu memecahkan sandi pihak Rusia. Di Pentagon, Nash bertemu dengan seorang agen rahasia bernama Parcher (Ed Harris). Melalui Parcher ia kemudian diperkenalkan pada sistem pemecah kode rahasia untuk menjaga keamanan negara dari serangan pihak luar. Bahkan Nash kemudian direkrut untuk menjadi salah satu bagian dari tim pemecah kode rahasia tersebut. Tugas Nash adalah mengungkap kode rahasia yang mungkin terselip di tulisan-tulisan media cetak dan harus mengirimkan laporannya secara rahasia pula.

Nash kembali bertemu dengan Charles yang kali ini datang membawa keponakanya bernama Marcee (Vivien Cardonne), ketika menjadi dosen tamu di Harvard. Namun ketika dia melihat beberapa orang asing memasuki ruang kuliah, dia menjadi paranoid dan kemudian melarikan diri karena mengira bahwa mereka adalah mata-mata pihak Rusia yang akan menginterogasi Nash mengenai project rahasianya. Padahal rombongan tersebut merupakan tim psikiater Dr. Rosen (Christopher Plummer), yang sudah mendapatkan informasi mengenai keanehan yang terjadi pada Nash. Karena berusaha melawan petugas RS, Nash terpaksa dibius secara paksa dan dilarikan ke RS jiwa. Setelah insiden itu, Dr. Rosen memberitahu Alicia kalau Nash ternyata mengidap skizofrenia. Yang mengejutkan, ternyata Charles, Marcee dan William Parcher  hanyalah imajinasi Nash belaka.

Setelah dirawat di RSJ selama 3 tahun, akhirnya Nash diijinkan untuk mendapatkan perawatan rumah dengan tetap melakukan pengobatan dan kontrol ketat dari Alicia. Namun rupanya Nash tidak pernah meminum obat yang selalu diberikan Alicia, sehingga kemudian delusinya kembali muncul. Terbukti dengan munculnya Parcher dan Nash mulai melakukan aktivitas pemecahan kode di sebuah rumah kosong di belakang rumah mereka. Alicia mengetahui hal ini ketika dia mengangkat jemuran dan tak sengaja melihat pintu rumah kosong tersebut terbuka. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat rumah tesebut penuh dengan guntingan koran dan majalah. Segera dia berlari menuju rumah, karena saat dia mengangkat jemuran tadi Nash bertugas memandikan anak mereka. Benar saja, saat Alicia sampai di rumah, bayi mereka nyaris tenggelam di bathup. Nash beralasan bahwa ada Charles yang menunggui anak mereka.

Ada satu titik balik di mana Nash menyadari bahwa Marcee, Charles dan Parcher merupakan delusinya, karena dia melihat bahwa Marcee tidak bertumbuh dewasa selama beberapa tahun menghantuinya. Namun dia menolak untuk mebali ke RSJ, karena dia merasa di sana kompetensinya tidak berkembang. Akhirnya dengan bantuan kawan kuliah yang sudah menjadi Dekan di Princeton, Nash bisa kembali ke dunia akademis, awalnya hanya duduk-duduk saja di perpustakaan. Saat itu gangguan dari tokoh delusinya masih sering mengganggunya. Namun kecintaannya pada matematika dan dunia kampus membuat Nash mampu bertahan, kembali menjadi dosen, bahkan pada akhirnya dia mampu mendapatkan hadiah nobel tersebut.

Dalam salah satu adegan, sahabatnya bertanya apakah tokoh-tokoh delusi itu sudah hilang, dan dijawab bahwa mereka selalu ada. Maka bagaimana Nash mampu mengatasinya? Rupanya Nash hanya membiasakan diri terhadap ketiga sosok delusinya tersebut, dan mengabaikan mereka, tidak mau menanggapi lagi seperti waktu lampau. Bahkan ada sebuah adegan lucu, ketika petugas Yayasan Nobel mengunjungi Nash di kampus, Nash bertanya kepada salah satu mahasiswinya apakah orang tersebut nyata!

***

Sahabat pembelajar yang berbahagia, kisah nyata di atas menunjukkan bahwa gangguan jiwa bisa menimpa siapa saja, dan dengan usaha keras ternyata gangguan tersebut mampu diatasi. Menurut American Psychiatric Association (APA), skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang menyerang fungsi otak sehingga penderitanya mengalami gangguan delusi, halusinasi, berbicara tak beraturan, dan masalah dalam berpikir, serta kurangnya motivasi. Data dari WHO, skizofrenia menyerang 20 juta orang di seluruh dunia. Namun, skizofrenia dapat disembuhkan dengan obat dan dukungan psikososial yang efektif.

Apakah Profesor Nash hidup normal? Tentu saja sangat normal dalam artian new normal. Dan di akhir film itu Prof. Nash menyatakan bahwa dia mampu mengatasi semua kegilaan dan tantangan hidupnya berkat dukjungan sepenuh hati dari Alicia, istri yang sangat mencintainya.

 

Semoga bermanfaat

Tabik

-haridewa-

Happy Counsellor

 

 

 

BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang