NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

Jadi Apa Sebenarnya Beda Antara Frame dan Framing?

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

Jadi Apa Sebenarnya Beda Antara Frame dan Framing?

29/06/20
Alkisah di sebuah negeri antah berantah hiduplah seorang saudagar kaya. Kekayaannya sangat melimpah meliputi ladang, sawah, hewan ternak, perikanan, dan bahkan dia juga memiliki kawasan pasar untuk menjual semua barang dagangannya. 

Suatu hari sang saudagar mengalami gangguan kesehatan yang sangat aneh. Seringkali tiba-tiba saja dia mengalami sakit kepala mendalam, dan sebentar kemudian bisa sembuh dengan sendirinya. Sudah banyak tabib dan dukun yang mencoba mengobati, namun gangguan tersebut masih tak kunjung reda. 

Dalam keputusasaannya, pergilah dia ke seorang sinshe yang paling terkenal di wilayah tersebut. Dan setelah melakukan beberapa kali tes serta serangkaian diagnosa, sinshe tadi menemukan sumber masalahnya. Dia menuliskan hasilnya pada selembar kertas. "Jika Tuan ingin sehat, Tuan hanya dibolehkan melihat warna hijau"

Maka sepulang dari sinshe tadi, sang saudagar segera memerintahkan anak buahnya untuk melakukan perombakan besar-besaran terhadap semua kekayaannya. Semua harus diberi warna hijau. Rumah, perabot, baju, kendaraan, bahkan pasarnya pun dirombak sehingga berwarna hijau. Termasuk peraturan baru semua yang betransaksi di pasarnya juga wajib mengenakan pakaian hijau. 

Rupanya resep dari sang sinshe kenamaan tadi sangat manjur. Saudagar tersebut tidak pernah merasakan sakit kepala lagi. Masalah muncul ketika sang saudagar ingin bepergian keluar wilayah kekuasaannya. Karena di luar wilayah kekuasaannya, masih banyak benda yang berwarna lain. Maka diundangnya sinshe tadi ke rumahnya untuk minta nasehat. 

Alangkah takjubnya sang sinshe ketika sampai di wilayah kekuasaan saudagar kaya tadi. Sepanjang mata memandang semua benda yang dilihatnya berwarna hijau. Sesampai di rumah saudagar kaya tadi pemandangan yang sama juga terlihat. Rumah hijau, pintu hijau, meja kursi hijau, bahkan piring dan gelas juga hijau. 

Tergopoh sang saudagar menemui sinshe di ruang tamu. 

"Selamat datang di rumah saya Sinshe. Apa kabarnya?"
"Baik, Saudagar. Bagaimana kondisi Anda?"
"Ya, saya sudah sehat Sinshe. Semua berkat resep yang Anda berikan waktu itu."
"Nah, jika sudah sehat, apalagi yang bisa saya bantu?"
"Begini Sinshe, seperti yang Anda lihat, saya sudah menuruti nasehat terakhir Sinshe. Semua wilayah kekuasaan saya sudah berwarna hijau sekarang. Oleh karenanya saya bisa sehat. Masalahnya, saya ingin melawat ke wilayah seberang. Akan sangat mahal biayanya jika saya juga harus menghijaukan wilayah-wilayah itu. Untuk menghijaukan wilayah saya sendiri saja biayanya sangat besar!"

Mendengar keluhan saudagar kaya itu, sang sinshe tertawa terbahak-bahak, "Hahahaha, Saudagar yang baik, lagian siapa yang menyuruh Anda menghijaukan semua wilayah ini?"

Dengan muka memerah menahan kesal, saudagar itu menunjukkan kertas resep dari sang sinshe, "Ini buktinya! Anda menulis di sini bahwa saya hanya boleh melihat warna hijau!"
"Memang benar Pak Saudagar, tapi bukan berarti Anda mesti menghijaukan semua hal. Anda khan bisa membeli kacamata berwarna hijau, yang harganya tentunya sangat murah jika dibandingkan dengan biaya menghijaukan semua wilayah kekuasaan Anda!"
***

Sahabatku yang berbahagia, rupanya benar kata pepatah: lain lubuk lain ikannya, lain ladang lain belalang, maka lain kepala juga lain pula isinya. NLP (Neuro Linguistic Programming) membahas hal seperti ini dalam berbagai model dan toolsnya. Yang pertama biasanya dibahas dalam presuposisi The Map is not The Territory. 

Bahwa apa yang terjadi di luar kepala kita tidaklah sama dengan apa yang ada dalam kepala kita. Prinsip kerja pikiran dalam memodel dunia sekitar semacam ini dalam NLP disebut Human Model of the World. Manusia menerima informasi dari dunia luar melalui panca inderanya, namun kita membiarkan hanya salah satu indera yang dominan digunakan pada saat itu. 
Ya, pada prinsipnya kita memilih untuk melihat hanya apa yang kita ingin lihat, mendengar hanya apa yang ingin kita dengar, dan merasa hanya apa yang ingin kita rasa. Segala macam informasi di luar 'hal keinginan' itu biasanya akan kita abaikan. 

Oleh karena itu agar komunikasi kita tepat sasaran, tidak multi tafsir seperti yang terjadi pada kisah di atas, ada satu tool dalam NLP yang bisa kita manfaatkan yaitu FRAMING. Apakah ini sama dengan FRAME? Serupa, namun beda fungsi. Secara sederhana Frame adakah kerangka berfikir seseorang. Bagaimana kita memaknai peristiwa yang sedang terjadi. Bahwa apa yang terjadi di hadapan kita pada dasarnya tidak memiliki makna apapun sampai kita memberi bingkai pada peristiwa tadi. 

Sementara dalam Framing kita justru  mengajukan pertanyaan atau penyataan guna memunculkan frame tadi. Tujuan utama dari penggunaan framing sebenarnya adalah perubahan sudut pandang seseorang (kawan bicara) secara bawah sadar.

Dengan berubahnya sudut pandang orang itu atau terjadinya perluasan pemikiran maka setidaknya hal ini akan sangat membantu orang tersebut dalam membentuk perilaku baru. Hal ini sebetulnya cukup membuktikan sekaligus sangat terkait erat dengan suatu pola atau program dalam diri seseorang di mana suatu perilaku akan ditentukan oleh cara berpikirnya, dan cara berpikir seseorang sangat dipengaruhi oleh bentuk komunikasi yang dilakukannya.

Di bawah ini saya berikan beberapa model framing dalam NLP:
  1. AGREEMENT FRAME : Framing berupa pernyataan yang diucapkan demi mendapatkan kesepakatan dari kawan bicara
  2. OUTCOME FRAME : Framing yang berorientasi pada pencapaian sebuah tujuan
  3. CONTRAST FRAME : Framing yang disampaikan kepada kawan bicara dengan memberikan sebuah polaritas secara kontras, sehingga mereka merasa rugi jika tidak mengikuti anjuran kita. 
  4. AS-IF FRAME : Framing yang ditujukan kepada kawan bicara dengan menggunakan sebuah pengandaian sehingga mereka bisa ikut merasakan apa yang sedang terjadi pada diri kita
  5. EVIDENCE FRAME : Framing yang mengacu pada fakta riil untuk meyakinkan kawan bicara mengenai kebenaran pendapat kita. 
  6. BACKTRACK FRAME : Framing yang berupa penegasan keyakinan kawan bicara dengan cara mengulangi perkataannya.

Inilah salah satu manfaat yang dapat diperoleh seseorang ketika memutuskan untuk belajar NLP di mana kemampuan komunikasinya akan semakin terasah dengan senantiasa melatih kemampuan berbicaranya, baik dalam konteks perorangan (one on one) maupun dalam kelompok sebagai pembicara. 

Jadi, makin yakin untuk BELAJAR NLP khan? 

Tabik
-haridewa-
Master Trainer NLP (Nyentrik Lucu Profesional)
BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang