NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

Bagian Pikiran yang Bertugas Melakukan imajinasi itu Bagian Sadar atau Bawah Sadar sih?

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

Bagian Pikiran yang Bertugas Melakukan imajinasi itu Bagian Sadar atau Bawah Sadar sih?

22/05/20


Tulisan ini terpancing oleh diskusi ringan di sebuah whatsapp group mengenai bagaimana sebuah proses kreatif bisa muncul tadi malam. Selain sebagai trainer dan terapis, saya juga senang menulis. Bahkan mungkin bisa dikatakan jika saya juga seorang penulis, mengingat saya sudah menelorkan beberapa buku pemberdayaan diri dan juga puisi. Selain artikel yang berhubungan dengan hipnosis, NLP dan happiness, saya juga senang menulis cerita pendek (meski menurut sahabat yang membaca, cerpen saya tidak pernah pendek, wkwkwk

Bagi saya menorehkan tinta ke sebuah kertas merupakan sebuah kebutuhan, sebagai salah satu cara mengekspresikan pikiran saya. Apalagi di saat saya sedang tidak mengajar, maka kebutuhan mengeluarkan ide tersebut akan saya tuangkan dalam tulisan. 

Menurut hemat saya, ada persamaan mendasar dalam tiga profesi saya di atas, trainer, terapis dan penulis, yaitu kekuatan imajinasi dan proses kreatif. 

Yang masih sering menjadi perdebatan dan kebingungan beberapa pihak adalah bagian pikiran yang bertugas melakukan imajinasi itu bagian sadar atau bawah sadar? 

Untuk memudahkan Anda memahami hal ini, ijinkan saya memberikan definisi imajinasi. Menurut KBBI Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan)  atau khayalan. Membayangkan atau berkhayal itu artinya membuat sesuatu yang baru, yang belum pernah ada sebelumnya. 

Coba diingat lagi membuat sesuatu yang belum pernah ada itu fungsi Pikiran Sadar or Pikiran Bawah Sadar? 

Masih bingung? Baiklah, mari kita gunakan sebuah metafora atau analogi agar memudahkan pemahaman kita. 

Jika diibaratkan komputer, PS itu diwakili oleh keyboard atau RAM?

Yes, saya setuju dengan Anda, PS itu keyboard, PBS itu RAM. Nah dalam hal komputer ini, yang bertugas memunculkan hal baru, sebuah kata baru misalnya saja LIKITIK, keyboard atau RAM. Tentu saja keyboard bukan? Setelah kata likitik tercipta, maka akan masuk ke gudang memori (RAM) 

Fungsi ini mirip sekali dengan layanan predictive text pada smartphone kita. Predictive text tidak akan pernah muncul ketika kita belum pernah mengetikkan kata bersangkutan. 

Membuat sesuatu yang baru dilakukan oleh pikiran sadar karena meskipun memiliki mega space, namun PBS "hanya" merupakan gudang data personal kita. 

Pertanyaan selanjutnya adalah, bukankah hasil imajinasi yang bagus ditentukan juga oleh data yang tersimpan di gudang memori tersebut? Betul sekali, itulah yang dinamakan proses kreatif. Jadi imajinasi diatur oleh PS, tapi fungsi proses kreatif didukung oleh PBS. misal kata LIKITIK tadi diubah menjadi KITILIK, itu namanya proses kreatif.

Kembali ke predictive text tadi, ketika kita baru mengetik huruf 'a' saja, maka sudah akan tersedia data beragam seperti 'apa, aku, anu, ada, asa, aja, asu', dll, sesuai dengan kata yang pernah kita masukkan. Itu ditentukan oleh sistem memori (PBS). Tapi yang menentukan kita mau mengambil predictive text yang mana itu keputusan pikiran sadar to?

Itulah kenapa keluarga seniman biasanya menurunkan bakatnya kepada anak cucu mereka. Karena bank datanya sudah ada sedari mereka berada di dalam kandungan. 

Anak penyanyi biasanya juga menjadi musisi, anak pelukis biasanya juga berbakat menjadi pelukis. Karena bank data mengenai seni sudah diberikan oleh lingkungan sedari dalam kandungan. 
***

Diskusi berkembang dengan pertanyaan menarik mengenai terapi. Apakah mungkin seorang yang merasa tidak memiliki memori atau kenangan yang menyenangkan diminta mengakses kenangan yang menyenangkan? 

Tentu tidak bisa! 
Terus bagaimana membantu klien yang seperti ini? Itulah tugas dari terapis. 

Terapis yang berpengalaman akan lebih banyak menggunakan teknik showing, bukan telling dalam melakukan terapi kepada klien seperti ini. 

Nah apa pula bedanya? 

Showing mengajak klien ikut merasakan.  Sementara telling hanya ngasih tahu aja. Lu paham atau kagak itu bukan urusan gua, yang penting gua dapetin duit lu! 

Telling bersifat abstrak dan cenderung tidak melibatkan klien. Klien hanya dijejali pandangan terapis tentang kondisi ideal yang diharapkan, tanpa diajak untuk mengolah informasi dalam narasi tersebut.

Showing kebalikannya, bersifat konkret dan secara aktif melibatkan klien. Showing berusaha menciptakan gambaran dalam benak klien sehingga menjadikan karakter baru yang diharapkan atau narasi situasi yang diharapkan semakin hidup. Showing mendorong klien untuk ikut mengolah apa yang disampaikan terapis dan bahkan mengambil kesimpulannya sendiri.

Contoh Telling: 
"Semakin lama, Anda merasa semakin sehat"

Contoh Showing: 
"Dari hari ke hari,  Anda bisa melihat badan Anda semakin tegap. Langkah Anda semakin tegak. Otot-otot tubuh Anda semakin menguat, dan persendian Anda semakin lentur. Tarikan nafas Anda sangat dalam. Detak jantung Anda juga sedemikian berirama. Bahkan irama lagu paling indahpun kalah oleh teraturnya detak jantung Anda. Anda bisa mendengar decak kagum kawan-kawan Anda melihat kondisi tubuh Anda sekarang. Situasi ini membuat Anda merasa lebih sehat, semakin sehat dan bahagiaaa...."

Sangat berbeda bukan? 

Berikut saya share tips membuat sugesti yang bersifat showing:

  1. Gambarkan desired state-nya secara terperinci. Semakin konkret penggambaran Anda, bayangan di benak klien semakin jelas. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan satu kalimat sederhana, dan kembangkan dengan memasukkan detail-detail yang relevan.
  2. Rangsang semua pancaindra (VAKOG) klien saat menggambarkan sebuah benda, misalnya, jangan hanya menyampaikan bentuk dan warnanya. Sebutkan pula ukuran, tekstur, bahkan bau dan rasanya jika ada.
  3. Dorong emosi klien melalui penggambaran karakter baru yang diharapkan, apa yang dipikirkan dan dirasakan klien, dengan jelas dan terperinci. Jangan sekadar memberitahukan apa yang dirasakan dan dipikirkan klien. Salah satu caranya adalah dengan menunjukkan tindakan-tindakan perbaikan yang diambil klien, alih-alih menceritakan sifatnya.
  4. Jika diperlukan gunakan script dialog yang ekspresif untuk menunjukkan emosi dan sifat klien yang baru. 

Diskusi  semakin asyik, dan tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 01 lewat, maka kamipun bersepakat untuk mengakhiri  informal discussion tadi malam agar tak terlewatkan malam yang lebih bagus dibanding seribu bulan. 

Terimakasih Mas Johan Firdaus, Mas Anton  Wibowo,  Mas Andi Alamsyah,  Mas Dwi Batman,  Mas Henry Tedi yang telah menemani saya berburu mba Laila tadi malam. 

Sila tebar jika tulisan ini bermanfaat. 

Tabik
-haridewa-
 
BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang