"Penasaran bangeeett ingatan fotografik Al Quran, bener terjadi. Kaila itu sebenarnya belum hafal Al Muzamil 1-20...eeeh benar dia bisa hafal dengan instan setelah dihipnotis.."
Pesan whatsapp tersebut saya baca di salah satu grup PKHI sehari setelah pelatihan Fundamental Hypnosis di Kendari yang saya ampu, minggu yang lalu. Artinya, sepulang pelatihan, peserta yang notabene seorang dokter ini langsung melakukan praktek beberapa teori yang sudah diberikan di kelas, hari itu juga.
Wow, saya sendiri juga takjub dengan kemajuan teknik yang kemudian saya beri nama Qur'anic Memory Photographic tersebut.
Sejujurnya teknik ini bukan murni kreasi saya. Beberapa waktu yang lalu saya menyaksikan sebuah video dari Syekh Ali Jaber yang sedang mengajarkan cara menghafal Al Qur'an dengan cepat. Beliau mencontohkan dengan memanggil salah satu santri dan minta dia membaca satu ayat seperti kebiasaan hariannya. Dan santri itu meletakkan mushaf di pangkuannya, sehingga posisi kepala agak menunduk. Setelah selesai membaca, mushaf segera diambil oleh Syekh Ali Jaber, dan santri tadi diminta untuk mengulangi bacaannya. Dengan tegang dan kebingungan, santri tadi berusaha mengucapkan lagi bacaannya. Namun meski berusaha keras, santri tadi hanya berhasil melafalkan akhir ayat tersebut.
Kemudian Syekh Ali Jaber meminta santri tadi memegang mushaf dalam posisi agak ke atas sebelah kanan (sebelah kiri dari posisi kita, jika berhadapan dengan santri tadi), wajah tetap menghadap ke depan, hanya mata yang melirik ke arah mushaf, dan menyuruh santri tadi untuk memotret lembaran mushaf tadi. Hanya memotret, tidak boleh membaca meskipun hanya di dalam hati. Santri tadi diberi waktu selama beberapa menit untuk memerhatikan satu lembar pada bagian kiri atas (satu ayat saja). Ajaibnya setelah mushaf ditutup, seolah melihat lagi lembaran yang ada di dalam pikirannya, satu ayat bisa dilafalkan dengan baik. Menurut Syekh Ali Jaber, satu halaman mushaf bisa dihafalkan hanya dalam waktu 10 menit.
***
Setelah melihat video tadi, saya seperti tersadar dari kelalaian saya selama ini. Bukankah saya mempelajari pemberdayaan pikiran bawah sadar sudah puluhan tahun, kenapa saya tidak mencoba teknik Syekh Ali Jaber tadi dengan lebih sempurna, yaitu menggunakan hipnosis.
Seperti yang selama ini kita ketahui, bahwa pikiran manusia dibagi 2, yaitu Pikiran Sadar (Conscious Mind) dan Pikiran Bawah Sadar (Subconscious Mind) di mana porsi PBS sebesar 88% atau 7x lebih kuat dari PS. Dalam menerima informasi, PS akan susah masuk dan mudah keluar, sehingga dikenal sebagai pikiran STM (Short Term Memory). Sementara PBS cenderung mudah memasukkan informasi dan susah melepaskannya, sehingga dikenal dengan pikiran LTM (Long Term Memory).
Memang terdapat tantangan tersendiri untuk membuat LTM ini aktif, yang sebenarnya sangatlah mudah, yaitu hanya tinggal me-nonaktif-kan faktor kritis yang selalu menyertai PS. Ada beberapa kondisi di mana faktor kritis ini akan non aktif, yaitu:
- Pengulangan
- Sosok Otoritas
- Emosi yang sangat intens
- Bingung/Kaget
- Visualisasi/Imajinasi
- Relaksasi Pikiran
- Hipnosis
Maka sebagai praktisi hipnosis, saya melakukan eksperimen kepada beberapa klien, yang sebagian besar adalah anak-anak. Di bawah ini saya akan beberkan denga singkat teknik Qur'anic Memory Photographic
1. Ajarkan klien untuk membuat GOAL (dalam NLP hal ini dikenal dengan istilah WellFormed Outcome), yang minimal memiliki 5 komponen
- Kalimat positif
- Spesifik
- Berada dalam kendali klien
- Memiliki sumber daya
- Menentukan langkah pertama
2. Selalu gunakan mushaf yang sama (Usahakan bukan digital)
3. Lakukan induksi untuk membawa klien ke dalam kondisi hipnosa. Latih dulu memori klien (anak) dengan mengajak mereka bermain ke tempat favorit mereka, bisa mall, pantai atau kolam renang favorit mereka. Biarkan mereka bermain sesuka hati mereka selama beberapa saat, dan tanyakan apa pengalaman mereka ketika sudah terbangun. Cek apakah mereka bisa menceritakan dengan detail, apa yang mereka lihat, dengar dan rasa. Jika mereka belum terbiasa menceritakan apa yang mereka lihat, dengar, dan rasa, maka ajarkan dulu mereka akan hal ini.
4. Induksi lagi, kemudian katakan bahwa ketika membuka mata nanti, kita akan memasangkan kamera ajaib ke dalam mata mereka, sehingga mereka akan mampu memotret halaman mushaf yang akan ditunjukkan nanti.
5. Bangunkan klien, kemudian letakkan mushaf sedikit ke atas agak ke kanan. Wajah tetap ke depan, mata saja yang melirik. Minta mereka memotret satu halaman mushaf tadi.
Dengan cara ini maka mata akan mengakses otak kanan. Dalam NLP kita mengenal istilah eye accessing cue. Posisi mata melirik ke kanan atas sama dengan kondisi visual creation.
Dengan cara ini maka klien akan melakukan scanning. Kita semua paham bahwa sebuah alat scan akan menghasilkan output yang sama. Mata manusia memiliki pixel (picture elemen) tujuh puluh ribu kali kekuatan dibandingkan alat scan/kamera paling canggih sekalipun. Maka hasil scan-nya juga pasti sama persis dengan benda yang discan.
Kemudian minta klien melihat di dalam pikirannya (bisa mata terbuka atau tertutup) yang berada pada sudut kiri atas (dalam NLP kondisi ini adalah visual remembering) dan membaca mushaf yang sekarang sudah nyata berada dalam pikirannya. Dengan sistem ini maka satu lembar mushaf, in syaa Allah akan langsung masuk menjadi LTM dalam hitungan detik.
Bagaimana, mudah bukan?
Tetiba saja, masuk satu pesan whatsapp lagi di grup yang sama:
"Terimakasih atas ilmu dan pengalaman Master Hari yg dibagikan ke peserta walaupun hanya sesaat (saya telat datang Krn Ada agenda lain), namun sangat berkesan, terutama anak saya Dian tadi malam pesan untuk dihipnoterapy kl pas ulangan biar TDK susah menghafal pelajaran. Salam dari Dian untuk om Master,
See you again. Trm's"
Di sinilah, sebagai trainer saya merasa bahagia. Jadi kata siapa, belajar hipnosis perlu waktu lama?
Daftarkan segera diri Anda di kelas-kelas Fundamental Hypnosis yang rutin kami lakukan di seluruh Indonesia melalui www.thecafetherapy.com
Tabik
-haridewa-
Professional Hypnotherapist
Happiness Life Coach