NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

META MODEL

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

META MODEL

18/03/19

'Kemahalan'
Dalam sebuah kelas Master NLP, saya menunjukkan gambar Vanesa Angel, kemudian minta komentar dari para peserta. Dan berikut saya sarikan beberapa komentar mereka:

Peserta 1: "Wow, gadis 80 jeti!"
Peserta 2: "Cewek ga bener tuh!"
Peserta 3: "Kasihan dia... "
Peserta 4: "Kemahalan kalau segitu!"

Hehehe, saya yakin Anda juga punya segudang komentar berbeda jika dihadapkan pada peristiwa sejenis. Pertanyaannya adalah kenapa satu gambar yang sama bisa memunculkan komentar beragam?
Sebelum kita cari tahu jawaban pertanyaan ini, saya akan ajak Anda memahami beberapa hal yang melatari fenomena tersebut.
***

'Prior Knowledge'
Sepanjang hidup kita, hari demi hari, bulan dan tahun yang terlewati pasti memberikan kita pengalaman dan informasi mengenai sekeliling kita. Bahkan konon kabarnya pengetahuan tadi sudah bermula saat usia kita masih 4 bulan di dalam kandungan ibunda. Pengalaman dan informasi tadi dikenal dengan istilah Prior Knowledge (pengetahuan awal)

Hailikari dalam disertasinya: Assessing University Students’ Prior Knowledge: Implications For Theory And Practice. Finland: Helsinki University. 2009,  mendefinisikan pengetahuan awal (prior knowledge) sebagai kombinasi antara pengetahuan dan keterampilan. Lebih lanjut, ia menjelaskan pengaruh pengetahuan awal dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Pengetahuan awal berfungsi sebagai kategori label yang mempengaruhi informasi baru untuk ditambahkan ke pengetahuan struktur yang sudah ada

2. Pengetahuan awal berfungsi sebagai konteks asimilasi di mana materi baru akan saling berkaitan, sehingga akan lebih mudah mengkonstruksi pengetahuan melalui proses elaborasi, dan

3. Pengaktifan pengetahuan awal dapat meningkatkan akses pengetahuan selama proses pembelajaran.

Jadi, dapat dinyatakan pengetahuan awal adalah pengetahuan yang dibangun oleh seseorang sebelum sebuah proses pembelajaran terjadi. Kalangan praktisi pendidikan mengenal Prior Knowledge dengan istilah APERSEPSI.
***

'Model dari Model'
Sebuah experience masuk ke dalam pikiran manusia melalui panca indera (vakog) yang setelah melalui proses filterisasi (generalisasi, distorsi, delesi) kemudian akan menjadi sebuah belief (deep structure). Belief terbentuk karena adanya prior knowledge. Dengan kata lain prior knowledge sama dengan Deep Structure. Proses terbentuknya deep structure ini merupakan pemodelan pertama yang terbentuk dalam sebuah jalinan komunikasi intrapersonal.

Komunikasi intrapersonal akan membuat para penuturnya melakukan wicara timbal balik. Proses wicara yang dilakukan seseorang merupakan proses transliterasi yang juga mesti melewati filterisasi (generalisasi, distorsi, delesi) deep structure menjadi jalinan kata (surface structure). Proses ini merupakan pemodelan kedua yang secara tak sadar terjadi.
Dengan kata lain sebenarnya Meta Model merupakan 'model dari model' perilaku wicara intrapersonal manusia.
Proses pembelajaran paling dasar terjadi ketika informasi (data) terbaru terkoneksi dengan prior knowledge /deep structure kita. Istilahnya dalam pembelajaran adalah ASOSIASI.

Nah, terjawab sudah kenapa satu gambar yang sama bisa memunculkan beberapa komentar berbeda. Para peserta tadi mencari konektivitas (asosiasi)  gambar tadi dengan data yang ada di pikiran mereka. Kemudian ketika mereka memroses pendapat mereka (deep structure) menjadi jalinan kata (surface structure) secara tak sadar mereka melakukan filterisasi (generalisasi, distorsi, delesi), maka munculah komentar-komentar tersebut.

Agar data awal dan informasi baru terkoneksi dengan baik, maka isi deep structure mesti JELAS. Akan terjadi blunder ketika kita terlalu cepat mengambil  kesimpulan deep structure seseorang hanya berbasis dari jalinan kata (surface structure) mereka. Oleh karena itu diperlukan sebuah proses KLARIFIKASI.

UNTUK melakukan klarifikasi, diperlukan pertanyaan bersifat chunking down, yang berfungsi:
1. Men-spesifik-kan yang telah tergeneralisir
2. Melengkapi yang telah terdelesi
3. Mengungkap hubungan distorsi yang terjadi

'META MODEL'
Meta Model bukan sekedar ‘TEKNIK BERTANYA’, melainkan lebih dalam dari itu. Sebagaimana dibahas dalam buku THE ULTIMATE INTRODUCTION OF NLP karya RICHARD BANDLER, ALESSIO ROBERTI & OWEN FITZPATRICK, tujuan penggunaan Meta Model adalah sebagai berikut:

• Mendapatkan informasi yang lebih SPESIFIK.
• MENGKLARIFIKASI informasi.
• Membuka MODEL DUNIA seseorang

A. GENERALIZATION PATTERN
Tahapan dimana sebuah informasi disampaikan dengan DISAMARKAN dalam bentuk PENYAMARATAAN, seolah-olah satu hal berlaku untuk berbagai atau semua hal lain. Kalimat yang mengandung kata SETIAP, SEHARUSNYA, TIDAK PERNAH, SEMUA, SELURUH, TIDAK ADA, dll.

a. UNIVERSAL QUANTIFIER
--> Kamu tidak pernah peduli sama aku (Sejak kapan? Tidak pernah?)
b. MODAL OPERATOR
--> Kita harus bisa! Kita bisa melakukannya. Harus! (Bisa apa? Bagiamana caranya?)
c. LOST PERFORMER
Informasi yang seolah dilontarkan dari figur otoritas, biasanya keyakinan turun-temurun, yang tidak jelas sumber asalnya
--> Ini ide bodoh! (Ide siapa? Siapa yang menilai?)

B. DELETION PATTERN
Tahapan dimana sebuah informasi disampaikan dengan tidak utuh, karena ada bagian yang TERHAPUS di dalamnya (S+P+O, P+O+K, S+P+K)

a. SIMPLE DELETION
Menggunakan simple deletion, kita mengucapkan suatu kalimat dengan mengabaikan informasi mengenai seseorang, suatu benda/hal, atau keterkaitan antara keduanya.
--> Pergi! (Siapa yang Anda suruh pergi, saya? Atau?)

b. COMPARATIVE DELETION
Membandingkan suatu hal dengan hal lain, tanpa menyebutkan secara jelas pembandingnya.
--> Kemahalan! (Dibandingkan apa?Apanya yang kemahalan)

c. UNSPECIFIED NOUN OR VERBS DELETION
Mengucapkan sebuah kalimat yang tidak secara spesifik menunjuk suatu obyek atau kata kerja tertentu.
--> Cewek ga bener! (Menurut siapa? Apanya yang ga bener?)

C. DISTORTION PATTERN
Tahapan dimana sebuah informasi MENYIMPANG pemaknaannya, apa yang disampaikan berpotensi menciptakan makna tersendiri yang lain meski kenyataannya mungkin tidak begitu.

a. COMPLEX EQUIVALENCE (A=B)
Informasi yang disampaikan dengan melibatkan dua hal yang seolah ada hubungannya padahal keduanya belum tentu memiliki keterhubungan satu sama lain

“Dia tidak pernah memberi saya bunga lagi, dia tidak mencintai saya lagi.”

Analisa:
Apa hubungannya antara memberi bunga dengan cinta? Apakah cinta harus selalu disimbolkan dengan bunga? Bagaimana jika ia menggantinya dengan hal lain kali ini?

b. CAUSE EFFECT (A --> B)
Informasi yang menyiratkan ada keterhubungan dari suatu hal yang menyebabkan hal lain terjadi, Menyakini bahwa sesuatu terjadi oleh hukum sebab akibat.
--> Dia membuat saya marah! (Bagaimana ceritanya)

c. MIND READING
Informasi yang disampaikan seolah dengan membaca pikiran atau persepsi orang lain
--> Maaf telah membuat Anda kecewa (Kecewa, apanya? Bagaimana?)

d. NOMINALIZATION
Informasi yang disampaikan seolah membuat sebuah proses perilaku menjadi seperti ‘benda’ mati yang kaku. Dalam normalization perlu diungkap: AKTOR dan AKSI
--> Kebahagiaannya semakin berkurang sejak dia pergi. (Maksud Anda rasa bahagianya?)
***

Jika Anda perhatikan kumpulan pola kalimat di atas, sesungguhnya bisa kita simpulkan bahwa satu pola MELIBATKAN pola lain. Ada kalanya sebuah kalimat memiliki unsur deletion, di saat yang bersamaan memiliki unsur distortion dan generalization.

Yang terpenting bukan mengetahui pola pelanggarannya secara teori, melainkan memahami esensi di balik kalimat yang diucapkan klien, ada informasi apa yang hilang disana yang Anda ingin ketahui lebih dalam.

Tanya diri Anda apakah informasi itu sudah cukup spesifik untuk Anda pahami? Apakah Anda masih harus mengklarifikasinya karena kalimat itu masih perlu diuji? Apa yang Anda ingin lakukan kemudian, membuka model dunia klien untuk apa dan dengan cara bagaimana? Semua kembali pada tujuan dasar Anda melakukan komunikasi dengan orang tersebut

Anda masih ingin memahami pelanggaran apa lagi yang sering dilakukan orang di sekitar kita? Daftarkan diri Anda dalam NNLP Comprehensive Bootcamp, tanggal 3-7 April 2019 bertempat di Hotel Grand Mutiara Megamendung Puncak Bogor.

Selama 5 hari 4 malam, kita akan bersama-sama ngulik pemahaman kita tentang diri kita sendiri dan bagaimana bisa memahami orang di sekitar kita agar kita bisa hidup berdampingan dengan harmonis bersama mereka.
Masih tersisa 2 seat lagi.

Jadi, tunggu apa lagi, segera hubungi nomor di bawah ini:
•Mas Joko: +62817878337
•Mas Kono: +6287872152653
•Mas Dewo: +628119487572
•Mas Muhar: +6282213438963

Tabik
-haridewa-
Happiness Life Coach
NNLP Certified Master Trainer
www.thecafetherapy.com

PS: Sebagian besar materi ini saya dapatkan ketika mengikuti kelas NF NLP yang diampu oleh guru saya Kang Surya Kresnanda. Sungkem pak guru...

BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang