NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

THE POWER OF ENTHUSIASM

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

THE POWER OF ENTHUSIASM

06/01/19

THE POWER OF ENTHUSIASM

Mungkin banyak pihak yang belum tahu bahwa kata antusiasme ( enthusiasm) berasal dari kata bahasa Yunani yaitu entheos, yang berarti Tuhan Menyertai. Meskipun KBBI mengatakan bahwa arti antusias adalah bergairah, bersemangat, namun saya lebih senang memaknai dari estimologi aslinya, yaitu Tuhan Menyertai.

Maka dalam short session  The Power of Enthusiasm yang saya sampaikan kepada teman-teman dari IAI (Ikatan Apoteker Indonesia)  wilayah Bandung, selama lebih kurang 1 jam hari ini, justru kehadiran Tuhan dalam bekerja ini yang saya tekankan.

Bagaimana agar kita  bisa senantiasa antusias? Kita mesti memiliki energi. Dan energi yang mampu memotivasi kita pada dasarnya dibagi menjadi 3:
1. Fear
2. Angry
3. Love

Disadari maupun tidak yang namanya kemarahan dan ketakutan memiliki daya dorong luar biasa besar dalam pergerakan umat manusia.  Namun kita juga sadar bahwa kedua energi tersebut selalu menyisakan kerusakan bawaan (collateral damage). Dalam istilah NLP kita menyebutnya tidak ekologis.

Maka energi terakhirlah, yaitu energi CINTA yang perlu kita selalu munculkan. Tahukah Kawan, bahwa CINTA merupakan akronim dari

Cara
Indah
Nyatakan
Terimakasih
Anda.

Jadi inti dari cinta adalah ungkapan terimakasih atau rasa syukur. Martin Seligman, seorang pakar Positive Psychology Amerika mengajarkan jika ungkapan terimakasih itu perlu 2 syarat, yaitu 2 T:
1. Tulus
2. Topik

Artinya jika Anda mencintai orang terdekat Anda, maka Anda mesti bisa mengungkapkan terimakasih dengan tulus dan mengatakan topiknya.

Contoh:

"Terimakasih Anda masih tetap membaca tulisan ini sampai sejauh ini"
***

Menurut Arvan Pradiansyah dalam bukunya I Love Monday, tingkatan kerja seseorang dikelaskan menjadi 3 tingkatan.

1. Tingkatan terendah kerja hanya sebagai sebuah JOB. Namanya juga job, maka akan selalu ada yang namanya job desc, sesuatu yang digariskan oleh orang lain. Kendali berada di luar diri kita.

2. Tingkatan selanjutnya, Job is a carrier. Dalam tingkatan ini penentu nasib adalah diri kita sendiri. Kita mau tetap menjadi karyawan biasa atau manager, itu semua tergantung kinerja yang kita upayakan.

3. Tingkatan tertinggi, Job is a calling.  Yang namanya panggilan itu datangnya dari Tuhan. Sejak dari perut ibunda, Tuhan sudah menuliskan di lauhul mahfuz, untuk apa sebenarnya kita diturunkan ke bumi ini. Ketika orang sudah mengenali 'panggilannya' tadi maka dia akan menjadi seorang sufi dalam pekerjaannya. Kenapa? Karena dia merasa bahawa Tuhan selalu menyertai. Entheos. Antusias.

Maka Kawan, berhati-hatilah ketika kerja Anda, apapun jabatan Anda sudah mulai kehilangan antusiasme. Karena itu bukan berarti Anda sedang kehilangan gairah atau semangat seperti kata KBBI, namun bisa jadi saat itu Anda sedang kehilangan Tuhan Anda. Kita tahu bahwa Tuhan tidak mungkin hilang, maka yang mungkin terjadi adalah kita sedang menutupi keberadaan Tuhan tadi.

Dalam bahasa Inggris kita mengenal kata kerja covered, atau covert sebagai kata sifatnya, yang artinya adalah menutupi atau tertutup. Dalam bahasa Arab padanan katanya adalah kafaro, kata sifatnya adalah kufur dan pelakunya disebut kafir.

Astagfirullahal adziim, ternyata seseorang yang bekerja tanpa semangat, bisa disamakan dengan orang yang menutup hatinya dari keberadaan Tuhannya. Dan dia ini sudah bisa menyandang gelar kafir.

Maka Kawan, agar kita senantiasa antusias, selalu temukan sebuah tujuan di balik setiap aktifitas keseharian kita. Untuk lebih mudahnya, tanyakan saja 3 hal ini dalam hati Anda:

1. Untuk apa aku dilahirkan di dunia ini dan dalam waktu sekarang ini?

2. Apa kontribusi yang bisa aku berikan kepada alam sekitarku ini?

3. Ketika mati nanti aku ingin dikenal sebagai apa?

Semoga bermanfaat

Tabik
-haridewa-
Happiness Life Coach

BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang