Jika suatu permasalahan atau ketidak-nyamanan psikologis dapat ditransformasikan ke dalam bentuk benda atau “dibendakan”, maka akan lebih mudah untuk ditindak-lanjuti, bahkan benar-benar dapat diperlakukan seperti benda sesungguhnya. Itu adalah teori Object Imagery yang pertama kali dulu saya dapatkan ketika mengikuti pelatihan hypnotherapy.
Ternyata dalam keseharian kitapun kita sering mengalami fenomena ini. Namun kita lebih mengenalnya sebagai simbolisasi, baik dalam ranah budaya maupun agama. Dalam kepercayaan kejawen, seseorang yang hidupnya selalu dirundung sial, sangat biasa disarankan untuk mandi di tujuh sumber air yang dianggap suci. Artinya, sial ini dibendakan/disimbolkan sebagaimana kotoran tubuh yang menempel di kulit, dan dapat dibersihkan dengan air.
Di Bali terdapat suatu ritual yang dikenal sebagai Upacara Melasti. Upacara melasti atau melelasti dapat didefinisikan sebagai 'nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta', yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.
Umat Kristiani memiliki simbolisasi yang sangat kuat berbentuk tanda salib (cross) yang bisa digunakan untuk menangkal hal negatif dalam kehidupan. Dan sebagai seorang muslim, saya menengarai banyak sekali simbolisasi seperti ini dalam pelbagai ritualnya, dimulai dari wudhu, shalat, sampai ibadah haji.
Meski masih ada perbedaan pendapat dalam mensikapi apakah wudhu itu dilakukan untuk membersihkan tubuh atau mensucikan hati, namun saya lebih sreg dengan asumsi kedua.
Apa pasal? Ya, nyatanya ketika kita buang gas, kita tidak perlu membasuh (maaf) lubang pembuangan gas tersebut. Kita cukup mengulang ritual membasuh muka (menjaga mata), berkumur (mensucikan lisan), membasuh tangan (menjaga perbuatan), membasuh kepala dan telinga (mensucikan pikiran dan menjaga pendengaran), serta membasuh kaki (menjaga langkah). Kesemua tahapan wudhu tadi merupakan simbolisasi dari pensucian antara pikir, kata dan lelaku.
Ritual dalam ibadah haji seperti melempar jumroh juga penuh nuansa simbolisasi, yaitu menyatakan perang terhadap kemaksiatan (yang disimbolkan dengan 3 jumroh, yaitu Ula, Wusto dan Aqobah). Maka ketika seseorang telah pulang dari ibadah haji, diharapkan mereka juga telah terlepas dari kemaksiatan, baik pikir, kata maupun lelaku.
Meski seolah remeh temeh, ritual membuat simbolisasi atau membendakan sebuah situasi seperti ini ternyata efektif mengubah belief beberapa orang, hanya dengan melakukan intervensi pada benda atau simbolnya.
Sebagai contoh, seringkali di pelatihan-pelatihan motivasi, Sang Motivator membuat suatu game:
“Mari kita tuliskan seluruh sifat-sifat atau perilaku buruk yang mungkin ada dalam diri kita masing-masing di atas selembar kertas. Hayati dengan penuh perasaan sewaktu menuliskannya, rasakan bahwa semua hal negatif itu benar-benar telah berpindah ke kertas putih itu. Nah, sekarang, remas kertas itu, dan bakar sampai menjadi abu. Bersama lenyapnya kertas ini, maka seluruh perilaku buruk dan negatif ini akan turut lenyap”.
***
***
'Object Imagery'
Setelah sekian tahun mempelajari dan melakukan praktek hipnosis, baik berupa stage hypnosis ataupun hypnotherapy, saya menemukan banyak keajaiban dari teknik Object Imagery ini. Teknik ini dapat diterapkan untuk membantu suyet membuang tekanan, beban, stress, bahkan sensasi nyeri dengan cara mengubah hal-hal tersebut menjadi benda yang mudah ditindak-lanjuti. Benda yang akan merepresentasikan kondisi klien semestinya adalah benda yang sangat dikenali oleh klien dan sebisa mungkin memiliki dimensi atau ukuran tertentu sehingga mudah diintervensi. Untuk pemula, saran saya gunakan saja shape/bidang dua dimensi yang memiliki ukuran sisi sama. Saya biasanya menggunakan segitiga sama sisi, bujur sangkar dan lingkaran. Dengan menggunakan 'shape' yang berukuran sama sisi, maka untuk mengintervensi menjadi lebih kecil atau lebih besar akan lebih mudah.
Setelah sekian tahun mempelajari dan melakukan praktek hipnosis, baik berupa stage hypnosis ataupun hypnotherapy, saya menemukan banyak keajaiban dari teknik Object Imagery ini. Teknik ini dapat diterapkan untuk membantu suyet membuang tekanan, beban, stress, bahkan sensasi nyeri dengan cara mengubah hal-hal tersebut menjadi benda yang mudah ditindak-lanjuti. Benda yang akan merepresentasikan kondisi klien semestinya adalah benda yang sangat dikenali oleh klien dan sebisa mungkin memiliki dimensi atau ukuran tertentu sehingga mudah diintervensi. Untuk pemula, saran saya gunakan saja shape/bidang dua dimensi yang memiliki ukuran sisi sama. Saya biasanya menggunakan segitiga sama sisi, bujur sangkar dan lingkaran. Dengan menggunakan 'shape' yang berukuran sama sisi, maka untuk mengintervensi menjadi lebih kecil atau lebih besar akan lebih mudah.
Contoh :
Kita sedang menghadapi seorang klien yang merasa nervous jika diminta untuk berbicara di depan publik. Orang nervous biasanya karena rasa percaya dirinya yang sangat kecil sehingga dikalahkan rasa nervousnya tadi. Ada 2 cara penggunaan teknik object imagery untuk klien semacam ini. Kita bisa mengecilkan nervousnya sehingga tertangani oleh PDnya, atau kita bisa membesarkan PDnya sehingga mengalahkan rasa nervousnya.
Kita sedang menghadapi seorang klien yang merasa nervous jika diminta untuk berbicara di depan publik. Orang nervous biasanya karena rasa percaya dirinya yang sangat kecil sehingga dikalahkan rasa nervousnya tadi. Ada 2 cara penggunaan teknik object imagery untuk klien semacam ini. Kita bisa mengecilkan nervousnya sehingga tertangani oleh PDnya, atau kita bisa membesarkan PDnya sehingga mengalahkan rasa nervousnya.
Saya yakin Anda juga sependapat dengan saya untuk lebih mengambil pilihan kedua, yaitu membesarkan PD-nya. Maka contoh scriptnya bisa seperti ini:
Hipnoterapis (H): “Sekarang coba bayangkan rasa PD Anda dalam menghadapi tugas berbicara di depan Publik itu kalau dikonversikan mejadi bidang dua dimensi itu kira-kira bentuknya seperti apa?” Kalau suyet tidak mengerti maksud Anda maka Anda boleh memberi pilihan tiga shape di atas.
Suyet (S): “Mmm lingkaran..”
H: “Baik, terima kasih atas jawaban Anda ini. Nah, sekarang coba dibayangkan lagi ketika Anda nervous seperti ini, kira-kira ukuran lingkaran PD Anda tadi sebesar apa. Maksud saya berapa diameternya?”
S: “Kecil Pak. Mmm mungkin hanya berkisar 3-5 cm”
H: “Baik, berarti hanya sekitar segini ya?” sambil Anda peragakan jari tangan Anda yang membentuk lingkaran berdiameter 5 cm.
H: “Kalau menurut Anda, agar Anda mampu mengatasi rasa nervous ini, kira-kira diperlukan lingkaran yang berdiameter berapa cm?” (tunggu jawaban klien. Anda tidak boleh menentukan besaran lingkaran tersebut)
S: “Mmmmm sekitar satu meter kali ya?”
H: “Bagus, Anda sudah memutuskan besaran lingkaran Anda. Sekarang prhatikan tangan saya ini. Dalam hitungan ke-3 maka lingkaran ini akan saya besarkan menjadi lingkaran berdiameter 100cm. Nanti bersamaan dengan membesarnya lingkaran ini, maka secara ajaib rasa PD Anda juga berkembang drastis sangat besar sehingga mampu mengalahkan nervous Anda ini. Baik bersiap. Satu..tarik nafas. Duaaa tariik nafas lagi, daaan tiga,..ziiiuuuuud. lingkaran ini sudah membesar dengan diameter 100 cm” (ketika angka tiga Anda sebutkan bersamaan dengan mulut Anda bergumam zziiuuuud maka perbesar peragaan jari lingkaran Anda menjadi 100 cm.
***
Suyet (S): “Mmm lingkaran..”
H: “Baik, terima kasih atas jawaban Anda ini. Nah, sekarang coba dibayangkan lagi ketika Anda nervous seperti ini, kira-kira ukuran lingkaran PD Anda tadi sebesar apa. Maksud saya berapa diameternya?”
S: “Kecil Pak. Mmm mungkin hanya berkisar 3-5 cm”
H: “Baik, berarti hanya sekitar segini ya?” sambil Anda peragakan jari tangan Anda yang membentuk lingkaran berdiameter 5 cm.
H: “Kalau menurut Anda, agar Anda mampu mengatasi rasa nervous ini, kira-kira diperlukan lingkaran yang berdiameter berapa cm?” (tunggu jawaban klien. Anda tidak boleh menentukan besaran lingkaran tersebut)
S: “Mmmmm sekitar satu meter kali ya?”
H: “Bagus, Anda sudah memutuskan besaran lingkaran Anda. Sekarang prhatikan tangan saya ini. Dalam hitungan ke-3 maka lingkaran ini akan saya besarkan menjadi lingkaran berdiameter 100cm. Nanti bersamaan dengan membesarnya lingkaran ini, maka secara ajaib rasa PD Anda juga berkembang drastis sangat besar sehingga mampu mengalahkan nervous Anda ini. Baik bersiap. Satu..tarik nafas. Duaaa tariik nafas lagi, daaan tiga,..ziiiuuuuud. lingkaran ini sudah membesar dengan diameter 100 cm” (ketika angka tiga Anda sebutkan bersamaan dengan mulut Anda bergumam zziiuuuud maka perbesar peragaan jari lingkaran Anda menjadi 100 cm.
***
'Color Imagery'
Seperti kita tahu bahwa pikiran manusia lebih mudah merespon bentuk dan warna ketimbang kata atau kalimat, maka selain object ternyata kita juga bisa melakukan simbolisasi menggunakan warna. Jika suatu permasalahan atau ketidak-nyamanan psikologis dapat digantikan oleh sbuah warna tertentu, maka akan lebih mudah untuk diintervensi, dan atau bahkan dihilangkan bersamaan hilangnya warna tertentu tadi dalam imajinasi klien. Kira-kira seperti inilah definisi dari Color Imagery.
Seperti kita tahu bahwa pikiran manusia lebih mudah merespon bentuk dan warna ketimbang kata atau kalimat, maka selain object ternyata kita juga bisa melakukan simbolisasi menggunakan warna. Jika suatu permasalahan atau ketidak-nyamanan psikologis dapat digantikan oleh sbuah warna tertentu, maka akan lebih mudah untuk diintervensi, dan atau bahkan dihilangkan bersamaan hilangnya warna tertentu tadi dalam imajinasi klien. Kira-kira seperti inilah definisi dari Color Imagery.
Saya biasanya mengkombinasikan teknik ini dengan konsep Swish Pattern (yang telah dimodifikasi tentunya).
Contoh:
Anak-anak saya jika sepulang sekolah suka minta dipijitin, apalagi kalau hari itu pas waktunya pelajaran Olah Raga. Kalau waktu saya sedang sempit maka saya gunakan teknik ini. Saya akan minta anak saya untuk membayangkan bagian tubuh yang pegal-pegal tadi kalau diberi warna akan berwarna apa.
Anak-anak saya jika sepulang sekolah suka minta dipijitin, apalagi kalau hari itu pas waktunya pelajaran Olah Raga. Kalau waktu saya sedang sempit maka saya gunakan teknik ini. Saya akan minta anak saya untuk membayangkan bagian tubuh yang pegal-pegal tadi kalau diberi warna akan berwarna apa.
Hari (H): “Bagian mana yang pegal-pegal Teh?”
Syifa (S): “Kaki Pah. Kiri dan kanan”
H: “Sekarang coba Teteh tutup mata dan bayangkan rasa pegal tadi kalau diberi warna kira-kira apa warnanya?”
S: “Mmmm hitam agak abu-abu Pah”
H: “Bagus. Sekarang buka mata dan perhatikan telapak tangan kiri Papa ini. Bayangkan saja telapak tangan kiri Papa ini berwarna hitam agak abu-abu. Bisa?”
S: “Sebentar Pah. Oke, bisa Pah”
H: “Bagus, sekarang tarik nafas coba. Dalam hitungan ketiga Papa akan menghapus warna hitam agak abu-abu ini. Satu, dua dan tigaaaa. Plak...!” Tangan kiri saya pukul dengan tangan kanan, kemudian tangan kiri saya sembunyikan di belakang punggung saya, sambil berucap, “Nah sekarang lupakan warna tadi. Bersamaan dengan hilangnya warna tadi, ajaibnya pegal-pegal di kaki Teteh juga hilang. Betul khan?”
S: “Eh, bener lho Pah. Kok bisa sih?”
Syifa (S): “Kaki Pah. Kiri dan kanan”
H: “Sekarang coba Teteh tutup mata dan bayangkan rasa pegal tadi kalau diberi warna kira-kira apa warnanya?”
S: “Mmmm hitam agak abu-abu Pah”
H: “Bagus. Sekarang buka mata dan perhatikan telapak tangan kiri Papa ini. Bayangkan saja telapak tangan kiri Papa ini berwarna hitam agak abu-abu. Bisa?”
S: “Sebentar Pah. Oke, bisa Pah”
H: “Bagus, sekarang tarik nafas coba. Dalam hitungan ketiga Papa akan menghapus warna hitam agak abu-abu ini. Satu, dua dan tigaaaa. Plak...!” Tangan kiri saya pukul dengan tangan kanan, kemudian tangan kiri saya sembunyikan di belakang punggung saya, sambil berucap, “Nah sekarang lupakan warna tadi. Bersamaan dengan hilangnya warna tadi, ajaibnya pegal-pegal di kaki Teteh juga hilang. Betul khan?”
S: “Eh, bener lho Pah. Kok bisa sih?”
Anak saya kebingungan, dan saya lanjutkan aktifitas saya, hehehe. Bahkan dalam stage hypnosis saya sering membuang nama suyet atau angka dengan cara sejenis. Sangat cepat dan elegan. Saya akan minta suyet untuk memberi warna pada nama atau sebuah angka, langkah selanjutnya sama seperti contoh di atas. Dalam sekejap suyet kebingungan karena kehilangan namanya atau sebuah angka jadi terlewat ketika berhitung.
Teknik Object Imagery terutama efektif bagi klien yang memiliki modalitas utama Kinestetik.
Sekali lagi, jangan percaya omongan saya sebelum Anda mencoba teknik ajaib ini.
Tabik
-haridewa-
Happiness Life Coach
Professional Hypnotherapist
FB: Hari Dewanto
WA: 08179039372
-haridewa-
Happiness Life Coach
Professional Hypnotherapist
FB: Hari Dewanto
WA: 08179039372