NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

Bahagia Itu Sederhana

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

Bahagia Itu Sederhana

23/01/17

Perjalanan ke Surabaya dalam rangka memberikan pelatihan kepada karyawan PT Gloster siang ini menyisakan beberapa perasaan dalam hati saya. Perasaan pertama adalah senang. Ceritanya sederhana saja meski awalnya sempat merasa kesal. Apa pasal? Ketika sampai di seat nomor 32 F, kursi dengan nomor yang tertera di kursi saya, ternyata sudah ada seorang Bapak setengah baya yang duduk di sana. Saya cek lagi nomor yang tertera di tiket saya, dan saya tidak salah. Saya tanya flight attendance dan ternyata memang pesawat ini tujuan Surabaya.

Saya sudah siap memasang taring karena kesal dengan ketidaksopanan bapak yang menempati seat saya. Seat itu adalah emergency seat yang memiliki jarak lumayan luas dengan kursi di depannya. Dan saya memang selalu memesan khusus seat saya setiap penerbangan. Jadi seat itu bukan sebuah kebetulan melainkan karena memang pesanan. 

Namun ketika saya baru mau menanyakan nomor kursi Bapak tadi, dia sudah duluan berkata, setengah memohon untuk duduk di seat saya tersebut. Alasannya sederhana, istri dan anaknya berada sebaris dengan dirinya. Sementara seat dia berada di 32 B, seat yang berada di tengah dengan jarak kursi sempit. Seat yang paling saya hindarkan. Kalau dalam kondisi biasa, saya pasti akan langsung meradang dan tidak mau mengalah. Namun ini hari Jumat, penghulunya semua hari. Ini kesempatan emas untuk berbuat baik.  Bapak tadi benar-benar memohon untuk bertukar tempat duduk dengan saya. Istri dan anaknya juga ikut meminta agar saya bersedia bertukar tempat. Saya jadi membayangkan kalau hal ini terjadi pada saya dan keluarga saya. Bisa jadi ini penerbangan pertama mereka. Atau Bapak tua ini mengidap penyakit sehingga perlu dekat dengan keluarganya dan sejuta bisikan malaikat muncul di antara kedua telinga saya sebagai alasan untuk mengikhlaskan seat pesanan saya tadi. Setelah menarik nafas sejenak, dan justru Bapak tadi mau pindah, saya katakan, 'Baik Pak, silakan Bapak tetap di kursi itu, dan saya yang akan duduk di kursi Bapak'

Meski tak berlebihan, tergurat kegembiraan pada wajah bapak tua dan keluarganya. Anehnya justru di sinilah kebahagiaan yang tanpa disangka-sangka tiba-tiba merembesi separuh kalbuku. Ah, ternyata Bahagia itu sederhana.
***

Perasaan kedua, kesal meski sebelumnya sempat senang. Apa pula pasal? Mendekati penutupan pintu pesawat,  seorang pramugari meminta penumpang di sebelah kanan saya untuk pindah ke barisan depan. Ah, akhirnya saya terbebas dari kursi himpitan. Saya kemudian pindah ke kursi yang ditinggalkan tadi. Belum sempat bernafas lega, tiba-tiba penumpang tadi kembali ke kursinya. 'Maaf Mas, saya disuruh balik ke sini oleh pramugari, karena penumpang yang punya kursi ternyata datang meski terlambat'

Hadeh, saya terjepit lagi deh!  Dan disini saya merasa KESAL. Masak dalam sekali penerbangan mesti terusir dua kali!  Yang lebih membuat kesal adalah seharusnya pramugari tadi tidak boleh memindahkan penumpang seenak udel sendiri. Tentu ada prosedur bagaimana menangani penumpang yang terlambat. Atau bagaimana mengisi kursi yang kosong. Dan sejuta bisikan setan mulai menyusupi kedua telingaku. Seharusnya, seyogyanya, sesolonya, sesurabayanya..blablabla
Halah,....

Untung saya segera tersadar bahwa semua peristiwa yang terjadi pada diri kita tidak memiliki makna apapun. Kitalah yang memberikan makna sehingga peristiwa itu menjadi menyenangkan, menyedihkan dlsb. Mungkin saja mba pramugari tadi masih baru sehingga tidak tahu prosedurnya. Atau memang seperti itulah SOPnya, karena meski pernah memberi pelatihan di institusi mereka,  namun saya memang tidak pernah tahu prosedur mereka. Dan kini miliaran bisik malaikat kembali memenuhi kedua telinga saya.

Lho, bukankah ini materi inti yang akan saya bawakan besok untuk karyawan PT Gloster. Mengenai persepsi dan prestasi.  Tentang realitas internal dan realitas eksternal. Masak saya sebagai trainer tidak bisa mempraktekkannya. Tarik nafas pelahan. Whooooosaaahhh...
Tenang. Bahagia

Yaa, ternyata bahagia itu memang sederhana

Tabik

-haridewa-
(di ketinggian jelajah 30 ribu kaki)
Professional Hypnotherapist
Happiness Coach
WA 08179039372

BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang