NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

Hipnoterapi dalam Bisnis

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

Hipnoterapi dalam Bisnis

02/12/16

Dalam menangani suatu kasus, seorang hipnoterapis mesti jeli memahami
masalah klien. Dus, juga mesti bisa memilah antara masalah dan keluhan.

Seringkali klien datang dengan membawa setumpuk keluhan,
dengan emosi memuncak pula.

Contoh sederhana adalah penduduk Jakarta dan sekitarnya yang selalu mengatakan jalanan macet, transportasi massa jelek, kondisi jalan yang sudah rusak sehingga mereka sering telat sampai kantor.

Itu semua adalah keluhan, karena akar masalah
adalah mereka tidak bisa bangun pagi.

Teknik mutakhir yang sering digunakan oleh hipnoterapis belakangan ini
adalah Brief Therapy.

Konsep sederhana dari teknik ini sbb:
1.Teknik coaching yang berorientasi kepada Outcome, bukan
berorientasi kepada problem

2.Tidak perlu mengintervensi masa lalu

3.Memperkuat sisi positif untuk melemahkan sisi negatif

Sebagai orang yang pernah puluhan tahun bekerja di sebuah perusahaan
dan berhubungan dengan banyak karyawan, saya berpikir teknik brief
therapy ini bisa juga digunakan untuk mengatur karyawan atau melakukan
coaching dalam sebuah bisnis.

Saya akan share tekniknya di bawah ini.
1.Tentukan WFO (Well Formed Outcome) atau tujuan yang SMART
(Spesific, Measurable, Action Oriented, Reasonable dan Time bound) yang ingin dicapai (biasanya ini adalah solusi dari masalah karyawan)

2.Sebagai coach maka kita perlu melatih beberapa pola pertanyaan yang
bertujuan untuk memperoleh feedback dari Client/karyawan yang
bermanfaat bagi proses problem solving sbb:
a.Miracle Question : Meminta karyawan membayangkan solusi ajaib bagi masalahnya. Biarkan mereka membebaskan imajinasinya dalam rangka
menemukan solusi atas masalah mereka. Ini ibarat mengajak mereka
melakukan brain storm. Tak ada yang salah. Catat semua keajaiban yang
mungkin muncul sebagai jawaban atas masalah karyawan.

b.Coping Question: Meminta karyawan untuk mengingat langkah apa saja yang sudah dilakukan guna meyelesaikan masalah mereka. Tanyakan pula bagaimana hasil dari langkah yang sudah mereka lakukan. Tanyakan lagi ada kemungkinan langkah yang sudah terpikir dan belum dilakukan, dan
kira-kira bagaimana kans keberhasilannya. Dengan melakukan hal ini
sebenarnya kita sudah melakukan empowerment dan menunjukkan trust kita
kepada karyawan.

c.Scaling Question: Ini pertanyaan penting untuk melakukan kalibrasi
atau sekedar mengukur kadar masalah karyawan.

Scaling question juga berperan dalam pengukuran perkembangan karyawan,
termasuk dalam pencapain sebuah solusi. Biarkan yang menentukan
pengukuran karyawan kita, tugas kita adalah menunjukkan jalan ke arah
yang sudah disepakati bersama

d.Exception Question: Dalam terapi biasanya ini adalah pertanyaan
pamungkas yang mampu menemukan solusi atas masalah klien. Seringkali
klien lupa bahwa mereka sebenarnya pernah melakukan hal yang menjadi solusi atas masalah mereka. Maka sebagai coach, tugas kita adalah menemukan pertanyaan yang tepat

Contoh kasus,  seorang karyawan yang merasa grogi setiap kali harus
menemui pelanggan.

1.Miracle Question: ‘Seandainya ada sebuah keajaiban yang mampu
membuat  Anda percaya diri ketika menghadapi pelanggan, kira-kira
seperti apa keajaiban tersebut?’

2.Coping Question: ‘Apa saja yang sudah Anda lakukan untuk
meningkatkan rasa PD Anda. Bagaimana hasilnya? “Apakah masih ada
rencana yang belum sempat dilakukan?”

3.Scaling Question: ‘Skala 1 sampai 10 dimana angka 1 menunjukkan Anda kurang PD, dan angka 10 menunjukkan Anda sangat PD, kira-kira di
angka berapa perasaan Anda sekarang’

4.Exception Question: ‘Kira-kira ada nggak suatu momen dimana Anda
bisa sangat PD, meski cuma sesaat?’ “Kapan?”

Dengan menguasai keahlian bertanya seperti ini saja, Anda sudah bisa
membantu karyawan Anda menemukan solusi atas masalah mereka tanpa
terkesan menggurui mereka karena sebenarnya semua solusi datang dari
diri mereka sendiri.

Keren apa keren?

Tabik
-haridewa-

BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang