Salah satu ilmu yang paling sulit dikuasai manusia di muka bumi ini adalah ilmu ikhlas. Ilmu ini banyak diserukan oleh orang, namun tidak semua mampu menguasai secara penuh. Karena tidak kasat mata, ilmu ikhlas tidak bisa dikenali dengan pasti. Yang bisa mengukur ilmu ini adalah hati masing-masing individu yang memiliki dan menggunakannya, itupun belum tentu 100% pas. Hanya Allah yang paling benar mengukur keikhlasan seseorang.
Ada perbedaan mendasar antara ikhlas dan pasrah. Ikhlas adalah berserah setelah berusaha, sedang pasrah adalah menyerah sebelum berusaha. Ikhlas itu gandengannya Sabar dan Tawakkal, sedangkan pasrah sama dengan ngalah dan putus asa. Menghadapi era persaingan bebas MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) yang makin kompetitif ini kita perlu belajar tentang keikhlasan.
Saya yakin Anda pasti tahu kenapa iblis melakukan dosa pertama di alam semesta ini. Dia tidak terima ketika diminta bersujud kepada Adam. Dia tidak ikhlas memiliki “saingan” bernama Adam yang tercipta dari tanah yang notabene menurut dia tidak lebih berharga dari dirinya yang berasal dari api. Maka tampaklah sifat sombongnya dikarenakan iblis tidak mampu bersifat ikhlas. Keadaan seperti ini sering terjadi di masyarakat kita. Gegara kalah dalam pemilihan Ketua RT, karena merasa tak ikhlas lantas mengerahkan masa untuk demo. Tetangga beli mobil baru, kita yang nggak ikhlas, lalu saking dengkinya malah membuat kita masuk rumah sakit.
Untuk memudahkan memahami kata ikhlas, kita mesti melihat Ikhlas sebagai sebuah sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Jadi agar bisa berfungsi, sebuah sistem tidak boleh kekurangan satupun komponen penyusunnya.
Dan untuk memudahkan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari maka kita harus mengambil sebuah contoh. Menurut saya contoh ikhlas paling tepat adalah saat kita membuang air besar (BAB). Dan berikut adalah komponen perilaku ketika BAB
1. Sukarela
Bangsa apapun di dunia ini, apapun jabatannya, tidak ada yang melakukan BAB karena dipaksa. Pasti semuanya melakukan karena dorongan hati sendiri. Itulah ikhlas...
2. Tidak bisa ditunda
Dan ketika dorongan hati tadi tiba, maka tidak ada satu orangpun yang mampu menundanya. Meskipun sedang meeting, makan, olah raga, bahkan melakukan ibadahpun tetap akan ditinggalkan. Itulah ikhlas...
3. Dilakukan di tempat sepi
Pernahkah Anda melihat ada toilet berada di depan kantor, mal, atau rumah? Pasti toilet diletakkan di tempat yang agak mojok dan sepi. Bayangkan saja, bisa tidak Anda BAB di tengah keriuhan? Susah khan? Ya, itulah seharusnya ikhlas....
4. Dilakukan dengan tenang
Ketika melakukan, tentunya Anda perlu ketenangan. Hening dan damai. Anda tentu pernah mengalami ketika sedang BAB di tempat umum dan kemudian ada pihak lain yang menggedor-gedor pintu toilet. Apa yang terjadi? Kacau khan sesi ‘perenungan’ Anda tadi? Ya, itulah syarat ikhlas....
5. Tidak pamer
Belum pernah saya menemukan orang yang keluar dari toilet kemudian berteriak menyombongkan hasil ‘produksi’nya tadi. “Eh, gua dong tadi dapet tiga tumpuk besar. Kalau lo biasanya dapet berapa?” Hoek, boro-boro pamer, melihatnya lagi saja kita pasti tidak mau khan? Itulah seharusnya ikhlas....
6. Ingin segera melupakan
Mungkin inilah satu-satunya aktifitas manusia yang meski hampir setiap hari dilakukan namun tidak pernah ingin diingatnya. Prinsipnya adalah, lakukan dengan cepat dan lupakan! Ya betul. Begitulah seharusnya ikhlas....
7. Menimbulkan rasa lega/plong
Coba renungkan sekali lagi, begitu ‘hasrat’ yang satu ini sudah terlampiaskan, bagaimana rasanya? Lega khan? Ploooong gitu deh rasa di dada ini. Iya, gua mah gitu orangnya hehehe.... Itulah tanda-tanda ikhlas kawanku.
Dan karena ikhlas merupakan sebuah sistem, maka keseluruhan komponen tersebut di atas harus terpenuhi ketika kita melakukan sebuah kegiatan yang ingin dilabeli kata “IKHLAS”.
Tahukah kawan bahwa IKHLAS ternyata merupakan akronim dari
Ini
Kulakukan
Hanya
Lantaran
Allah
Semata.....
Semoga bermanfaat.
Tabik
-haridewa-