Law of Mind
22/04/08
Sebenarnya hal yang lebih penting adalah bukan sekedar menjadi yang pertama di tataran pasar, namun menjadi first in the mind (dalam tataran pikiran) pelanggan kita. Contoh kasus yang paling popular adalah kompetisi antara pabrikan MP3 player,Creative dengan iPod. Creative adalah hard drive multimedia MP3 player yang pertama di dunia. Creative bahkan mengantongi hak paten penggunaan interface yang dipakai oleh Ipod. Sementara iPod melaunch produknya setelah Creative. Namun meskipun pengekor, iPod melakukan beberapa perbaikan (mungkin dia juga mengenal teori ATM, Amati, Tiru, Modifikasi , :)), sehingga iPOd berhasil membuat design yang lebih Excellent. iPod juga memperbaiki tata cara operasi gadgetnya sehingga lebih user friendly. Dan kelebihan lain iPod adalah pabrikannya, yaitu Apple (yang sudah terkenal mempunyai desain yang bagus, simple dan fun).
Dan ternyata meskipun bukan perintis produk, namun iPod mampu mengungguli Creative menjadi market Leader. Menurut Ries, kelemahan Creative ternyata justru terletak pada varian produknya yang terlalu banyak. Bahkan dengan menempelkan brand 'Creative' ke semua jenis produknya yang beragam ini,akibatnya pelanggan menjadi tidak focus, bingung dan kesulitan menjadikan MP3 Creative sebagai TOM (Top Of Mind)-nya.
Sementara iPod hanya mempunyai 3 varian, namun didukung dengan promosi yang sangat gencar dan fancy (sesuai dengan targetnya yaitu anak muda). Bahkan dengan selera humor yang tinggi, mereka memasang iklan di Google yang ditujukan kepada aliens. Maksud candaan ini tentunya bila memang alien itu ada, ketika mereka ingin mendengarkan musik digital, pakailah iPod.
Dengan semua usahanya tersebut iPod berhasil menancapkan image bahwa music adalah iPod. Maka iPodpun berhasil mendominasi mind share muda mudi di seluruh dunia akan penggunaan digital music player. Tak heran bila penjualannyapun langsung meledak dan di tahun 2005 iPod menguasai market share Portable MP3 Player dengan 82%, sedangkan Creative hanya kebagian 4% MS.
Nah pertanyaannya sekarang adalah, jika kita mempunyai banyak varian, apakah kita tidak mempunyai peluang untuk menjadi first of mind? Baiklah, sekarang kita lihat contoh kasus berikut ini. Market leader untuk sector ponsel adalah Nokia. Produk ini menjadi Leading brand hampir di semua Negara. Nokia adalah merk yang paling agresif dengan rekor penjualan sebanyak 78,4 miliar unit di Q2 2006, dengan market share 34%dan net sales Q2 2006 =EUR 9,813 mil.Wow..! Namun tahukah anda berapa varian baru yang dikeluarkan Nokia dalam waktu 6 bulan terakhir ini. 70 jenis!
Nah lho, jadi bingung kan? Kunci sukses Nokia dan iPod bisa menjadi market leader adalah mereka berhasil menjadi the first in the costumer mind sesuai dengan segment mereka masing-masing.
Berikut ini beberapa tips untuk menjadi first in mind :
1.Definisikan dulu produk kita itu mau merambah ke segment apa. Atau dengan kata lain siapakah target market kita. Buatlah yang se-spesifik mungkin. Apakah orang tua, anak muda, laki-laki atau perempuan.
2.Lakukan survey, siapakah saingan kita (bisa dilakukan dengan membuka google dan mengetikkan keyword yang sesuai dengan produk kita).
3.Lakukan ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi)
4.Bila diperlukan, buatlah diversivikasi produk dari brand kita sesuai dengan kemampuan kita dan peluang yang ada.
Maka insya Allah, kita bisa menjadi first of the mind dan bahkan mampu mengalahkan sang perintis. Yakinlah bahwa ‘It is not about being first in the marketplace but about being first in the mind of the customer’
next "Law of Line Extension"
TAGSRies