NaZaMWZcMGZ8LGZ7MGxaNGtaLDcsynIkynwbzD1c

Pahami Bahasa NLP, Maka Anda Akan Menguasai Alam Semesta

BLANTERLANDINGv101
3034015059065731839

Pahami Bahasa NLP, Maka Anda Akan Menguasai Alam Semesta

08/07/20


Pada tahun 1970an ada dua jenius dari Santa Cruz, yaitu Richard Bandler dan John Grinder, yang menyusun keilmuan baru dalam bidang komunikasi dan terapi yang kemudian dikenal dengan nama NLP (Neuro Linguistic Programming). Dua orang tadi mengklaim adanya hubungan antara proses syaraf (neuro), bahasa (linguistic) dan pola perilaku yang dipelajari melalui pengalaman (programming) dan bahwa hal tersebut dapat diubah untuk mencapai tujuan tertentu dalam kehidupan. Bandler dan Grinder mengklaim bahwa ketrampilan seseorang dapat 'dimodel' menggunakan metodologi NLP kemudian ketrampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja. 

Bahkan Bandler dan Grinder juga mengklaim bahwa NLP dapat mengobati masalah seperti phobia,  depresi, gangguan kebiasaan, penyakit psikosomatik, miopi, alergi, flu dan gangguan belajar, seringkali hanya dalam satu sesi terapi. 

Pada awal terciptanya NLP, kedua jenius tadi melakukan pemodelan pada terapis-terapis kelas dunia seperti Fritz Perls (pakar Gestalt Therapy) dan Virginia Satir (ahli Family Therapy). Hasil dari pemodelan itu kemudian dituangkan dalam buku pertama mereka yang berjudul The Structure of Magic Part One. Inti dari buku tersebut adalah Meta Model. Filosofi dari konsep Meta-Model adalah diyakini bahwa manusia saat merekam realita (external reality) berupa kesatuan utuh, akan tetapi saat mereka mengungkapkannya kembali secara verbal, biasanya dalam konteks tertentu, maka terjadi proses pelucutan dari kesatuan utuh yang ada sebelumnya. Pengebirian linguistik beberapa bagian tersebut kemudian dikenal dengan proses yang diistilahkan sebagai : Distortion, Deletion, dan Generalization.

Maka demi mengembalikan keutuhan informasi ke dalam internal reality manusia, Bandler dan Grinder menyusun konsep pertanyaan dengan model chunk down (mencacah ke bawah atau mengerucutkan atau deduktif). Dengan cara ini maka mereka berhasil melakukan intervensi ke dalam pikiran klien dengan cara:
  1. Men-spesifik-kan yang telah tergeneralisir
  2. Melengkapi yang telah terdelesi
  3. Mengungkap hubungan distorsi yang terjadi
***

Tak puas hanya dengan melakukan pemodelan kepada Perls dan Satir, kedua jenius ini mulai mempelajari teknik yang digunakan oleh Milton Erickson, seorang hipnoterapis modern yang terkenal sangat ampuh dengan sugesti-sugestinya. Mereka dibuat takjub justru karena Erickson sangat piawai dalam memanfaatkan pelanggaran bahasa Meta-Model untuk melakukan persuasi kepada para kliennya. Jika pada awal penemuan NLP, Bandler dan Grinder sibuk melakukan klarifikasi pada pikiran klien mereka, ternyata Erickson justru memanfaatkan pelanggaran ini demi mengaburkan beberapa realitas eksternal klien sehingga diyakini sebagai sebuah realitas internal. Prinsip teknik yang kemudian dikenal dengan istilah Milton Model (atau Inverse Meta-Model) ini adalah cara berpikir chunk up (mencacah ke atas atau melebarkan atau induktif)

Dua pemodelan ini dikenal sebagai NLP Language yang sangat powerful dalam komunikasi persuasif, baik digunakan untuk terapi, selling, coaching maupun leadership. Meta Model untuk klarifikasi, dan Milton Model untuk persuasi. 

Dalam perkembangannya, rupanya tidak semua pihak mampu memahami dan menguasai kedua bahasa NLP ini dengan baik dan benar. Maka pada NLP generasi ketiga yang dipelopori oleh Robert Dilts (NLP University) yang terkenal mengembangkan  systemic thinking, yang menggabungkan ketiga mind, yaitu Cognitive Mind, Somatic Mind dan Field Mind, mulai dikenalkan pemahaman chunk aside (mencacah ke samping atau perumpamaan atau metafora) 

Metafora adalah salah satu majas dalam Bahasa Indonesia yang merupakan ungkapan secara tidak langsung berupa perbandingan analogis. Makna yang terkandung dalam majas metafora adalah suatu peletakan kedua dari makna asalnya, yaitu makna yang bukan mengunakan kata dalam arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.

Secara etimologis, terminologi metafora dibentuk melalui perpaduan dua kata Yunani 'meta' (di atas) dan 'pherein' (mengalihkan/memindahkan).  Dengan demikian, metafora adalah pengalihan citra, makna, atau kualitas sebuah ungkapan kepada suatu ungkapan lain. 

Metafora dibagi menjadi 2, yaitu 
1. Metafora Sederhana 
Metafora sederhana biasanya disampaikan dalam bentuk analogi atau perumpamaan, dengan cara membandingkan satu konsep dengan konsep lain untuk memudahkan pemahaman pesan asli. 
Misal: 
  • "Biarkan waktu menyembuhkan luka hatimu"
  • "Orang bijak itu seperti padi, makin berilmu makin merunduk"
  • "Hidup hanyalah panggung sandiwara"

2. Metafora Kompleks 
Metafora dalam bentuk yang lebih canggih bisa dilakukan dengan menyusun cerita yang mengandung unsur perumpamaan untuk mewakili pesan asli agar lebih mudah diterima oleh pikiran bawah sadar. Milton Erikson menggunakan cerita dalam menangani klien-kliennya. Cerita merupakan metafora yang kompleks, karena di dalamnya bisa dilakukan berbagai manuver untuk mempengaruhi pendengarnya.

Cara membuat metafora kompleks:
  1. Identifikasi kondisi awal (current situation) dan tujuan akhir (desired situation) yang ingin dicapai
  2. Tentukan tokoh dan setting lingkungan kemudian identifikasi keterlibatan tokoh beserta lingkungan dalam rangka pencapaian goal 
  3. Susun kisah yang mampu mewakili perjalanan tokoh dari titik awal sampai ke tujuan, termasuk interaksi dengan tokoh, sumberdaya dan lingkungan. 
  4. Beri judul kisah tersebut. 

Nah, karena sifatnya yang unik, metafora bergerak melampaui pikiran sadar, dan bekerja di level pikiran bawah sadar. Metafora bertindak  mengelabui otak kiri dan pesannya menembus otak kanan dan pikiran bawah sadar kita. 

Contoh metafora kompleks bisa dibaca pada artikel di bawah ini www.thecafetherapy.com/2020/07/pilih-pesaing-atau-pendamping.html

dan masih banyak lagi kisah metafora yang ada di web ini.

Tabik
-haridewa-



BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang