Di sebuah jalanan yang agak lengang, dua orang pemuda sedang asyik mengendarai mobil ketika tetiba saja sebuah motor Harley Davidson mendahului mereka dan
pengendaranya berteriak, "Hooooi, kalian sudah pernah naik Harley belum?" lalu dia langsung tancap gas.
"Sialan tuh orang, baru naik Harley segitu saja sombong banget, ayo kita kejar!" kata pemuda yang menyetir mobil.
"Ayo!" balas temannya.
Mobil itupun melaju dengan kencang dan berhasil menyalip motor Harley tersebut
Namun tak lama kemudian, motor Harley tersebut berhasil mengejar mobil itu lagi, dan pengendaranya berteriak lagi "Hoooi, kalian sudah pernah naik Harley belum?" Sesaat kemudian motor Harley itu tancap gas lagi meninggalkan dua pemuda bermobil tadi. "Biar mampus tuh orang, gua sumpahin tabrakan lu, belagu amat sih!" pemuda yang menyetir mobil balas berteriak sambil memaki
Di sebuah persimpangan jalan yang terlewati oleh dua pemuda tadi, terlihat motor Harley tersebut sedang terjungkal dan pengendaranya tertindih motornya sendiri. Mengetahui bahwa pengendara Harley yang meneriaki mereka mengalami kecelakaan, jiwa kemanusiaan kedua pemuda ini muncul juga. Mereka turun dari mobil dan menghampiri pengendara Herley tersebut. "Hoi, kalian pernah naik Harley belum?" kata pengendara Harley sambil meringis kesakitan.
"Heh, elu tuh udah tabrakan, ketiban motor, masih sombong, mau lu apa sih ?" kata salah seorang pemuda yang naik mobil dengan sewot.
Lalu sambil masih menahan sakit, pengendara Harley itu berkata "Bukan gitu Bro, kalau kalian sudah pernah naik Harley, kasih tahu gue rem-nya dimana!"
Bhuahahaha.....
Sahabat pembelajar yang berbahagia, silakan Anda menertawakan keluguan pengendara Harley di atas. Sangatlah wajar ketika dia hanya bisa memacu gas sehingga motor melaju kencang, namun tak mampu menghentikan motor karena dia memang belum tahu di mana letak remnya. Kejadian serupa mungkin pernah Anda alami ketika pertama kali mencoba motor matic, sedangkan sebelumnya Anda hanya mengenal motor manual. Tentu terjadi kegagapan teknik sejenak, sampai Anda kemudian terbiasa mengendarai motor matic.
Tentu Anda sedang bertanya-tanya, kemana arah metafora yang sedang saya rancang dalam tulisan ini. Jadi gini friends, seperti sudah saya tulis dalam beberapa artikel terdahulu bahwasanya tubuh kita ini selain dilengkapi dengan organ fisik, dimulai dari sel, jaringan, organ tubuh sampai sistem, rupanya ada juga organ virtual yang bertanggung jawab pada pergerakan organ-organ fisik tadi. Dunia hipnosis dan psikologi menyebutnya dengan istilah ego state (state atau part).
Apa bukti bahwa dalam diri kita terdapat state ini?
Coba ingat waktu Anda bangun di pagi hari apakah Anda merasa ada dua bagian dari diri Anda yang 'ribut'. Satu bagian ingin Anda segera bangun dan yang satu lagi ingin Anda melanjutkan tidur. Saat Anda harus memilih atau membuat sebuah keputusan, Anda bingung karena ada beberapa bagian dari diri Anda yang saling tidak setuju dengan keputusan Anda.
Atau pernahkah Anda merasa tidak nyaman atau ada perasaan bersalah setelah melakukan suatu tindakan. Padahal saat melakukannya Anda merasa sangat yakin dengan tindakan Anda tersebut?
Sahabat pembelajar yang berbahagia, jika Anda pernah mengalami salah satu saja dari tiga hal di atas, maka sebenarnya ada telah berkenalan dengan beberapa State Anda. Dengan kata lain, State sebenarnya adalah bagian dari diri kita yang aktif atau mengendalikan diri kita pada suatu saat tertentu.
Kalau begitu ada berapa jumlah keseluruhan state di dalam tubuh kita?
Mengenai hal ini, pendapat ahli sangatlah beragam. Tansactional Analysis (TA) yang dikembangkan oleh Eric Berne mengatakan dalam diri kita ada lima 'diri'. Gestalt Therapy, yang dikembangkan oleh Fritz Perls, tidak menetapkan suatu jumlah tertentu. Voice Dialogue dan Psychosynthesis mengatakan kita punya bankoyak 'diri'. Carl Jung juga mengatakan hal yang sama, tidak diketahui secara pasti ada berapa banyak 'diri' di dalam diri kita.
Dari pengalaman pribadi, saya berpendapat jumlah state di dalam diri kita jumlahnya tidak terbatas, bahkan selalu bertambah tergantung kebutuhan. Bahkan ketika kita ingin mempelajari sebuah keahlian baru, sebuah state baru akan muncul demi percepatan penguasaan keahlian tersebut.
Paul Ekman, pakar micro expression dari Amerika memberikan informasi tambahan bahwa state biasanya berpasangan, misal sad berpasangan dengan happy, love berpasangan dengan mad, dlsb.
Ego State bisa menempati lokasi di luar tubuh atau di dalam tubuh. Di luar tubuh bisa di depan, di atas, di bawah, atau di belakang. Sedangkan kalau di dalam tubuh bisa di satu lokasi tertentu, misalnya di dada, kepala, hati, tangan, punggung, perut, atau kaki, dan bisa juga menempati seluruh tubuh secara merata.
Berdasarkan pada informasi-informasi di atas, maka sangat wajar jika terdapat perbedaan persepsi atau bahkan keyakinan di atara mereka yang mempelajari psikologi (psi) dan orang kebanyakan (OK) sbb:
OK: Siswa saya malas
Psi: Siswa Anda belum mengenali sisi rajinnya
OK: Suami saya pemarah
Psi: Suami Ibu belum mengenali sisi sabarnya
OK: Anak saya nakal
Psi: Anak Ibu belum mengenali sisi baiknya
OK: Bawahan saya bebal
Psi: Bawahan Anda belum mengenali sisi cerdasnya
OK: Dia pemurung
Psi: Dia hanya belum paham sisi riangnya
Sahabat pembelajar yang berbahagia, kembali kepada cerita pengendara Harley di atas, dia hanya bisa mengegas saja motornya, karena dia belum mengenali lokasi rem motor Harley Davidson-nya. Maka ketika suatu saat nanti dia sudah tahu posisi rem, dia akan mampu mengontrol kapan mesti ngegas, dan kapan harus ngerem.
Nah, hal ini rupanya juga berlaku pada manajemen perilaku manusia. Ketika kita sudah mengenali state marah dan state sabar, maka kita akan mampu mengontrol perilaku kita. Kita juga tahu kapan saatnya ngegas, kapan saatnya ngerem.
Mau tahu state apa saja yang Anda miliki, dan bagaimana cara mengenalinya? Pelajari saja NLP di Cafe Therapy. Informasi lengkap bisa Anda dapatkan dengan mengakses tautan di bawah ini:
http://www.thecafetherapy.com/p/bootcamp-practitioner-master-trainer-nlp.html?m=1
Tabik
-haridewa-
Happiness Life Coach
Master Trainer NLP (Nyentrik Lucu Profesional)
